"Kamisan" Gelar Aksi Solidaritas, Soroti Tentang Dampak PSN dan Banyaknya Pelanggaran HAM di Indonesia
KENDAL | Mediaadvokasi id - Sekelompok pemuda yang tergabung dalam "Aksi Kamisan" Kendal menggelar aksi solidaritas di pintu gerbang Pemda Kendal, Kamis 12/12/24.
Anggota Aksi Kamisan tersebut berasal dari berbagai elemen masyarakat yang mempunyai visi dan misi sama terhadap HAM secara universal.
Selain orasi, mereka juga membentangkan spanduk yang berisi tentang matinya HAM di Indonesia.
Dengan pengawalan ketat dari pihak kepolisian, satu persatu mereka menyuarakan aspirasinya, dari mulai dampak adanya Proyek Strategis Nasional (PSN) yang mengakibatkan timbulnya konflik agraris, hingga penegakan hukum yang masih carut marut di Indonesia.
"Kami menuntut pemerintah agar segera menyelesaikan kasus-kasus HAM yang sampai saat ini belum terselesaikan, dan ini menjadi problem klasik di negeri ini, seperti kasus Wadas, dan Rempang," ucap Masruri usai aksi.
Masruri juga menyoroti tentang konflik-konflik lokal yang sering terjadi akibat adanya galian C, seperti di penjalin dan di Kaliwungu.
"Dan ini tugas pemerintah untuk menuntaskan," imbuhnya.
Sementara itu, salah satu orator aksi Danang, menyoroti tentang kematian Gamma (17), siswa SMKN 4 Semarang yang ditembak Aipda Robig Zaenuddin.
Menurut Danang, kejanggalan dalam pengungkapan kasus ini pun dirasakan keluarga mulai dari tak kunjung mendapat kabar hingga misteri motor merah.
Gamma tewas usai ditembak anggota Satreskoba Aipda Robig di dekat wilayah Paramount, Semarang Barat, pada Minggu 24/11/24 dini hari.
Bahkan, pada momen Rapat Dengar Pendapat (RPD) dengan Komisi III, Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar menyebut Gamma sempat terekam kamera menaiki motor Vario merah. Pihak keluarga menyebut motor korban berwarna hitam.
Selanjutnya Danang memberikan contoh, saat wawancara dengan Rosi disalah satu media tv, hadir sebagai Nara sumber Wakapolri, disitu terungkap bahwa untuk penyertaan bukti, ternyata palsu.
"Untuk kronologisnya saja ada 3 versi, diantaranya versi korban, PM dan Polres, kalau dianalisa, bagaimana mungkin kepolisian bisa memberikan kronologisnya dengan 3 versi," tutup Danang
Usai menyampaikan orasinya dengan damai, mereka selanjutnya membubarkan diri dengan tertib.
Di tempat sama, salah satu penonton aksi, Maryanto warga Weleri, kepada awak media ini mengatakan, sangat menyayangkan materi yang di ambil para orator.
"Sebetulnya yang akan disuarakan itu apa, HAM secara universal apa carut marutnya penyidikan soal kematian Gamma, Kalau kematian Gamma itu kan kasuistik, tidak bisa di jadikan dasar bahwa HAM di Indonesia mati," terang maryanto.
Menurut Maryanto, setiap kebijakan pemerintah, pasti akan menimbulkan pro kontra, yang di untungkan akan bersikap pro, yang merasa di rugikan, akan kontra," bebernya.
"Sebagai warga negara yang baik, ya harus menerima kebijakan tersebut demi kepentingan masyarakat luas, toh pemerintah selalu memberikan kompensasi yang layak di dalam setiap program PSN, contoh jalan tol, masyarakat sangat di untungkan," imbuhnya.(Khozin)