Food Estate Pakpak Bharat Sumut Hasil Tani Minus, Kayu Bulat Gelondongan Dipertanyakan
Pakpak Bharat, (SUMUT) - MA;Kedatangan food estate atau program lumbung pangan nasional merupakan sebuah konsep pengembangan pangan yang terintegrasi dengan pertanian, perkebunan, dan peternakan di suatu kawasan. Program ini dirancang untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
Namun jauh dari harapan dengan keberadaan food estate wilayah Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, tidak sedikit pun yang mengatakan hasil minus, bahkan tidak lain dari aktivitas “Perusak Lingkungan” dengan pembabatan hutan.
Begitu pula ketika awak media menelisik areal Food Estate Pakpak Bharat, Desa Ulumerah, Kec. STTU-Julu, Sumatera Utara, Rabu, (06/11/24), ditemukan banyaknya gelondongan kayu besar bekas penebangan hutan diareal tersebut.
Tidak hanya itu, sedikit lahan milik warga yang telah berulang kali ditanami jagung kerja sama dengan pihak perusahaan selalu merugikan petani dimana tidak sesuai dengan modal dengan hasil.
Menurut keterangan masyarakat/petani saat dikonfirmasi dilokasi, mengatakan program tersebut menurutnya diduga tidak lain hanya menghabisi potensi kayu alam yang akan dijual keluar dengan alasan pengolahan lahan pertanian untuk mempermudah izin dari pusat,
"Telah banyak petani/warga kami disini menyesal dengan program ini, buktinya kami lihat hanya fokus untuk membabat kayu alam dan membawa bulat-bulat ke luar", kata Petani PD. Berutu kepada wartawan.
Selanjutnya, mustahil baginya hutan besar dibabat dan diolah untuk penanaman tanaman jagung, sementara lahan yang layak tanam masih luas kosong terlantar, adapun sedikit ditanam selalu merugi,
"Areal perladangan kami sudah dua kali ini panen jagung, namun jauh dari harapan bahkan menghitung modalpun tak balik. Nah, omongan kosong jika hutan belantara diratakan untuk ditanam, yang sudah layak ditanam aja merugi. Jadi penentuan lokasi ini perlu ditanyakan, mengapa harus hutan? ?", kesalnya.
Diketahui sebelumnya, Petani disekitar melakukan Mou dengan PT. Parna Raya dalam program pengembangan ini yang difasilitasi oleh Dinas Pertanian kabupaten pakpak bharat.
Tidak sedikit kucuran dana dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam program pengembangan tersebut, alhasil diperkirakan hanya menguntungkan sepihak dalam pengambilah hasil hutan kayu alam berdalih pengembangan pertanian.
Pemerhati pembangunan Pakpak Bharat, Dison MS. Tumangger, dengan serius menanggapi hal ini, menurutnya diduga kuat ada permainan dalam pengembangan program tersebut dan hanya menguntungkan sepihak hasil hutan berupa kayu alam diareal tersebut dengan dalih pengembangan lahan pertanian,
"Program itu bagus dari pusat, tapi sampai kebawah sepertinya ada kelompok yang dialihkan.
Pertanyaan besar, mengapa harus hutan yang dibabat, sementara kita mengetahui dipakpak bharat bahwa masih luas lahan yang wajar untuk dikembangkan dalam pertanian", Tegasnya.
"Kucuran dana sangat besar baik dari pusat dan daerah, tapi sampai saat ini hasil merugi. Seperti kita ketahui pemerintah Pakpak Bharat banyak salurkan bantuan berupa alat pertanian, pengangkutan dan lainya bagi kelompok-kelompok tani disana", Sambungnya.
Bahas " Perusak Lingkungan", Dison mengatakan food estate pakpak bharat itu diduga akan mengancam kehidupan di masa depan,
"Jika hutan dibabat, itu sudah pasti perusak alam atau lingkungan, namun dengan dalih pengembangan lahan pertanian, sehingga izin mengelola hutan dikantongi yang berkepentingan. Dampaknya, kita tunggu saja kedepan banyak yang terancam bahkan kehidupan", Paparnya lagi
Dikatakanya lagi, pihaknya akan terus memantau perkembangan program food estate tersebut,
" Kita akan pantau terus, infonya pihak perusahan saat ini sudah enggan menanam jagung lagi akibat kerugian sebelumnya. Warga pun sudah banyak tidak memberi lahannya lagi untuk penanaman selanjutnya", Pungkasnya. (Tim)
#PakpakBharat
#SUMUT
#FOODESTATE
#Dinaspertanian
#Ulumerah