terkini















Mengenal Si Raja Rempah-Rempah

Pujo
11/20/20, 15:44 WIB Last Updated 2020-11-20T08:44:43Z
Aceh Singkil-Mediaadvokasi.com
Lada disebut juga merica. Lada termasuk rempah-rempah. Bahkan lada disebut sebagai rajanya rempah-rempah atau King of Spice, Karena Lada banyak digunakan di dunia. 

Rempah-rempah adalah bagian dari tanaman yang dimanfaatkan baik dalam bentuk segar maupun sudah dikeringkan.

Rempah-rempah itu dapat berupa rimpang, umbi, batang, kulit batang, buah, daun, bunga, dan biji. Rempah-rempah digunakan sebagai bumbu masakan. Fungsinya untuk memberi aroma, rasa, pengawet, dan warna pada masakan, sehingga membangkitkan selera orang untuk memakannya.

 Ada ratusan jenis rempah-rempah di dunia. Tiap negara, bahkan tiap daerah memiliki rempah-rempah sendiri yang khas untuk masakannya.
Rempah-rempah Indonesia yang paling umum antara lain jahe, kunyit, daun salam, batang sereh, biji pala, lada, ketumbar, dan kayu manis. Dari ratusan jenis rempah-rempah di dunia, lada adalah rempah-rempah yang paling banyak digunakan dalam masakan di dunia. Lada menjadi barang perdagangan dunia. 

Itu sebabnya lada disebut rajanya rempah-rempah atau King of Spice.
Lada adalah rempah-rempah berupa buah dari tanaman yang bernama Latin Peper nigra. Buah lada berbentuk bulat kecil, kira-kira 1-2  milimeter garis tengahnya.Buah lada memiliki rasa pedas, hangat, dan sedikit pahit.Untuk menjadi bumbu, buah lada diolah sehingga menghasilkan lada putih dan lada hitam.

Lada putih dan lada hitam dihasilkan dari pohon atau tanaman yang sama. Namun ada dua hal yang membuat lada hitam dan lada putih berbeda,yaitu usia buah lada saat dipetik dan proses pengolahan buah lada. karena inilah proses pengolahan buah lada yang membuat kedua lada ini memiliki warna yang berbeda. 

Sebelum diolah, buah lada hitam yang belum matang sepenuhnya ini akan direbus sebentar, yang berguna untuk memecah dinding kulit lada. Kemudian, lada yang sudah direbus akan dijemur selama beberapa hari di bawah sinar matahari sampai kering. 

Nah, karena dijemur, maka kulitnya menjadi keriput dan warnanya berubah menjadi gelap. 
Sedangkan untuk menghasilkan lada putih, buah lada yang sudah matang tadi akan direndam dalam air untuk melepaskan kulitnya. Setelah kulit lada dihilangkan, akan terlihat bagian dalam buah lada yang berwarna putih. Bagian yang berwarna putih inilah yang kemudian diolah menjadi lada putih, yang biasanya berbentuk bubuk.

Lada putih digunakan dalam bentuk bubuk antara lain dalam sayur sop, tumis sayur, saus stik, dan semur.Sedangkan lada hitam digunakan dalam bentuk butiran yang dicampur dalam masakan berupa daging dengan saus lada hitam. Pohon lada adalah tanaman rambat. 

Bila menemukan tiang ia tumbuh merambat ke atas. Bila tidak, tanaman ini akan tumbuh menjalar di pemukaan tanah. Batangnya kecil. Panjangnya bisa mencapai 15 meter. Namun, di perkebunan lada, para petani akan memotong batang lada hingga sekitar 2,5 – 3 meter.

Lada memiliki batang berbuku-buku atau beruas. Jarak antara buku sekitar 4–7 cm. Dari tiap buku muncul akar lekat antara 10–25 buah. Fungsinya untuk melekatkan batang pada tiang atau tanah.

 Lada adalah tanaman yang berkembang biak dengan biji. Namun, kebanyakan petani lebih suka menanam lada dari setek. Setelah tanaman lada tumbuh dan memiliki banyak sulur, petani akan mengikat sulur pada tiang panjat dengan menggunakan tali. Tiang panjat itu terbuat dari kayu dengan ketinggian antara 2, 5–3 meter.

Lada mulai dapat dipanen setelah berumur sekitar 3 tahun. Buah lada berbentuk rangkaian.Satu rangkai bisa berisi puluhan butir buah lada yang tersusun rapi. Buah lada yang siap panen, tangkainya berubah agak kuning. Sedangkan sebagian buahnya sudah ada  yang berwarna kuning atau merah yang berarti telah masak.

Karena lada sangat diperlukan bagi masyarakat dunia, Indonesia maupun daerah, maka di Aceh juga membudidayakan lada tersebut. Terutama di tempat tinggal penulis yaitu di Aceh Utara, Kecamatan Dewantara Tepatnya Di Desa Paloh Lada. Ungkap salah satu warga yang berdampingan tempat dengan lahan tempat penanaman lada, yaitu di Desa Paloh Lada, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara. 

“Tempat yang awalnya banyak warga masih menanami si raja rempah di lahan mereka, tapi seiring berjalan waktu pembudidayaan rempah lada semakin berkurang, hanya beberapa yg masih menanaminya, salah satu  tetangga saya yg bernama Syehim” ujar ibu Diarwati dalam wawancara, Jumat (13/11/2020).

Berkurangnya minat warga dalam membudidayakan tanaman lada ini juga dipicu dengan lahan yang semakin sempit, karena banyak digunakan sebagai lahan tempat tinggal. Munculnya profesi-profesi baru juga menjadi salah satu faktor menurunnya kegiatan budidaya tanaman lada ini.

Fatjraini, Mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas Malikussaleh. Mengikuti Program KKN Penulisan Karya Pengabdian (KKN-PKP) Dibawah Bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan Muhammad Authar,S.P., M.P.(Ahmad) 
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Mengenal Si Raja Rempah-Rempah

Terkini

Topik Populer