HUDA : Surat Edaran Pemerintah Aceh Bertujuan Positif untuk Aceh
December 31, 2019
Media Advokasi.com Banda Aceh – Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari surat edaran Pemerintah Aceh yang melarang pengajian di luar aqidah Ahlusunnah wal Jama’ah. Pasalnya, Ahlusunnah wal Jama’ah itu sendiri merupakan aqidah yang menjadikan Rasulullah Saw dan para sahabatnya sebagai panutan.
Hal tersebut disampaikan Ketua HUDA, Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab melalui siaran pers ke sejumlah media, Selasa, (31/12).
“Menjadi muslim, bukankah kita harus mengikuti Rasululullah Saw dan para sahabatnya? Bagaimana kita menjadi muslim jika kita tidak menjadikan Rasulullah Saw dan para sahabatnya sebagai panutan?, “ujar ulama yang akrab dipanggil Ayah Sop Jeunieb ini.
Lebih dari itu, aqidah Ahlusunnah wal Jama’ah juga memiliki landasan historis yang sangat kuat di Aceh. Bahkan sejak masa jaya Aceh dulu para Sultan Aceh juga menetapkan secara resmi Aqidah Ahlusunnah wal Jama’ah yang merujuk kepada Asya’irah dan Maturidiyah kepada masyarakat Aceh.
“Kenapa? Karena aqidah Ahlusunnah wal Jama’ah ini paling professional dan proporsional. Tidak ke ifrath (radikalisme) dan tidak ke tafrith (liberalisme) yang saling menghujat di antara keduanya. Jadi aqidah Ahlusunnah wal Jama’ah ini menyeru kepada mentauhidkan Allah Swt sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah Saw dan para sahabatnya,” tambah Tu Sop lagi.
Tu Sop menambahkan, hari ini kita dapat menyaksikan munculnya kelompok-kelompok yang secara sporadis membabi buta menghakimi aqidah Ahlusunnah wal Jama’ah masyarakat. Di sisi lain juga mereka menyalahkan praktek-praktek amalan fiqh yang merujuk kepada mazhab Syafi’iyah. Padahal aqidah Ahlusunnah wal Jama’ah dan mazhab Syafi’iyah ini sudah eksis secara turun temurun di Aceh.
“Kalau tidak percaya lihat saja kitab-kitab para ulama Aceh terdahulu. Kitab Syaikh Abdurrauf As-Singkili, kitab Syaikh Nuruddin Ar-Raniry dan kitab-kitab lain, termasuk kitab-kitab yang ditulis para ulama di kawasan Asia Tenggara. Itu semua aqidah Ahlusunnah wal Jama’ah yang merujuk kepada Asya’irah dan Maturidiyah dan mazhab Syafi’iyah. Jadi apakah kita akan membiarkan warisan ini diobok-obok oleh orang-orang atau kelompok yang muncul beberapa tahun belakang di Aceh?, “ujar Tu Sop lagi.
Meskipun demikian, Tu Sop mengajak semua elemen masyarakat Aceh untuk mengedepankan jalur dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan semua masalah di Aceh. Karena musyawarah itu adalah wasiat Rasulullah Saw di masa hidup beliau.
Kendatipun demikian, tambah Tu Sop,semua masyarakat Aceh sangat diharapkan untuk taat terhadap pemimpin Aceh selama kebijakannya adalah untuk kebaikan. Sebab, Allah Swt sendiri memerintahkan kita untuk taat kepada Allah, RasulNya dan para pemimpin (Ulil Amri).(*)