Menanti Rupa Baru Pantai Barat dan Timur Pangandaran
October 30, 2019
Pangandaran, MA-Pantai Barat dan Timur Pangandaran akan direvitalisasi menjadi destinasi wisata yang menarik. Hal itu dilakukan sebagai upaya mewujudkan Kabupaten Pangandaran sebagai Kabupaten Wisata di Jawa Barat.
Revitalisasi dimulai dengan relokasi sekira 1.300 Pedangan Kaki Lima (PKL) di sepanjang bibir pantai Pangandaran. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran pun menyediakan empat pasar untuk para PKL.
Desain wajah baru Pantai Barat dan Timur Pangandaran sendiri akan memiliki jalur pedestrian yang lebih lebar dan nyaman, shower di tepi pantai, ikon baru, tower penjaga pantai guna meningkatkan keamanan, serta perbaikan drainase.
Sesuai kesepakatan Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar dan Pemkab Pangandaran, penataan Pantai Barat dan Timur Pangandaran bertujuan untuk memberikan ruang terbuka publik kepada wisatawan dan masyarakat sekitar sekaligus memudahkan akses menuju pantai.
“Tujuan utamanya membuat pengunjung nyaman, dan pantainya bersih. Akan ada juga penambahan fasilitas,” kata Dian Heri Sofyan, desainer tim revitalisasi Pantai Barat dan Timur Pangandaran.
“Misal, pengunjung setelah bermain pasir dan renang tentu ingin membersihkan badan, akan disediakan shower. Terus toilet diperbanyak. Nanti ada gazebo dan perbaikan drainase. Di pantai Timur ada penambahan ikon baru. Bentuknya seperti perahu,” imbuhnya.
Menurut Dian, aspek keselamatan dan keamanan pun tidak luput dari perhatian. Rencananya, pada tahap I, akan dibangun tower penjaga pantai. Dengan begitu, kata dia, pengunjung yang berenang atau bermain di sepanjang pantai akan lebih kerasan.
“Tidak hanya penataan di daratnya, tapi juga di lautnya. Sesuai arahan dari Pemdaprov Jabar, kami akan membuat Break Water tahap I yang sedang dibangun,” ucapnya.
Adapun studi literatur revitalisasi Pantai Barat dan Timur Pangandaran merujuk kepada pantai-pantai yang berada di Hawaii. Meski begitu, Dian menyatakan bahwa revitalisasi tidak akan menghilangkan budaya maupun ciri khas dari Pangandaran itu sendiri.
Ambil contoh, kegiatan nelayan eret atau nelayan yang menangkap ikan dengan cara menarik jaring di bibir pantai pun akan difasilitasi. Apalagi, banyak wisatawan yang tertarik dengan kegiatan tersebut.
“Nelayan itu kondisi aktual di sana. Bagi sebagian orang, itu hal yang menarik. Lebih menarik itu anak pengunjung diperkenalkan dengan kegiatan itu. Bagi nelayan itu adalah kegiatan sehari-hari. Itu bagian dari budaya yang akan dipertahankan,” katanya.
“Saya selalu mengatakan kepada semua pihak bahwa Pangadaran harus jadi Pangandaran. Harus menampilkan sisi baik dari Pangandaran,” ucap Dian mengakhiri.
Revitalisasi tahap I sendiri akan selesai pada akhir tahun. Sehingga, awal tahun 2020, Pantai Barat dan Timur Pangandaran akan semakin menarik dan menjadi primadona destinasi wisata di Tanah Pasundan,(29/10).(yon/ist)
Revitalisasi dimulai dengan relokasi sekira 1.300 Pedangan Kaki Lima (PKL) di sepanjang bibir pantai Pangandaran. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran pun menyediakan empat pasar untuk para PKL.
Desain wajah baru Pantai Barat dan Timur Pangandaran sendiri akan memiliki jalur pedestrian yang lebih lebar dan nyaman, shower di tepi pantai, ikon baru, tower penjaga pantai guna meningkatkan keamanan, serta perbaikan drainase.
Sesuai kesepakatan Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar dan Pemkab Pangandaran, penataan Pantai Barat dan Timur Pangandaran bertujuan untuk memberikan ruang terbuka publik kepada wisatawan dan masyarakat sekitar sekaligus memudahkan akses menuju pantai.
“Tujuan utamanya membuat pengunjung nyaman, dan pantainya bersih. Akan ada juga penambahan fasilitas,” kata Dian Heri Sofyan, desainer tim revitalisasi Pantai Barat dan Timur Pangandaran.
“Misal, pengunjung setelah bermain pasir dan renang tentu ingin membersihkan badan, akan disediakan shower. Terus toilet diperbanyak. Nanti ada gazebo dan perbaikan drainase. Di pantai Timur ada penambahan ikon baru. Bentuknya seperti perahu,” imbuhnya.
Menurut Dian, aspek keselamatan dan keamanan pun tidak luput dari perhatian. Rencananya, pada tahap I, akan dibangun tower penjaga pantai. Dengan begitu, kata dia, pengunjung yang berenang atau bermain di sepanjang pantai akan lebih kerasan.
“Tidak hanya penataan di daratnya, tapi juga di lautnya. Sesuai arahan dari Pemdaprov Jabar, kami akan membuat Break Water tahap I yang sedang dibangun,” ucapnya.
Adapun studi literatur revitalisasi Pantai Barat dan Timur Pangandaran merujuk kepada pantai-pantai yang berada di Hawaii. Meski begitu, Dian menyatakan bahwa revitalisasi tidak akan menghilangkan budaya maupun ciri khas dari Pangandaran itu sendiri.
Ambil contoh, kegiatan nelayan eret atau nelayan yang menangkap ikan dengan cara menarik jaring di bibir pantai pun akan difasilitasi. Apalagi, banyak wisatawan yang tertarik dengan kegiatan tersebut.
“Nelayan itu kondisi aktual di sana. Bagi sebagian orang, itu hal yang menarik. Lebih menarik itu anak pengunjung diperkenalkan dengan kegiatan itu. Bagi nelayan itu adalah kegiatan sehari-hari. Itu bagian dari budaya yang akan dipertahankan,” katanya.
“Saya selalu mengatakan kepada semua pihak bahwa Pangadaran harus jadi Pangandaran. Harus menampilkan sisi baik dari Pangandaran,” ucap Dian mengakhiri.
Revitalisasi tahap I sendiri akan selesai pada akhir tahun. Sehingga, awal tahun 2020, Pantai Barat dan Timur Pangandaran akan semakin menarik dan menjadi primadona destinasi wisata di Tanah Pasundan,(29/10).(yon/ist)