Gunung Di Garut Rawan Terjadi Kebakaran
August 02, 2019
Garut,MA-Memasuki musim kemarau sejumlah gunung di Kabupaten Garut rawan terjadi kebakaran. Karena itu, kepada para pendaki diingatkan agar selalu waspada dan tidak melakukan hal-hal yang dapat memicu terjadinya kebakaran.
"Menghadapi musim kemarau tahun ini, perlu diwaspadai gunung-gunung yang rentan terjadinya kebakaran," kata Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan, Kamis (1/8/2019).
Menurut Tubagus, kebakaran yang terjadi diakibatkan karena dua faktor, yaitu alami dan kelalaian manusia. Yang alami, biasanya akibat gesekan pepohonan dan lainnya yang bisa memercikan api ke benda yang mudah terbakar di sekitar gunung.
Sedangkan yang diakibatkan kelalaian atau ulah manusia, seperti membuang puntung rokok sembarangan, atau karena lupa mematikan tungku api saat berkemah.
"Ini yang harus diminimalisasi bahkan dihilangkan, khususnya oleh mereka yang biasa melakukan kegiatan pendakian,” ucapnya.
Tubagus menyebutkan, khusus untuk Gunung Guntur, kebakaran juga tidak jarang terjadi karena faktor disengaja yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat. Tidak sedikit masyarakat yang masih percaya bahwa ketika Gunung Guntur terbakar, maka akan segera turun hujan.
“Jadi karena kepercayaan tersebut, mereka ini kemudian ada juga yang sengaja melakukan pembakaran,” katanya.
Tubagus menuturkan, berkaca dari kejadian-kejadian sebelumnya, kebakaran yang terjadi di sejumlah gunung di Kabupaten Garut, beberapa titik lokasi kebakaran biasanya tak jauh dari lokasi berkemah para pendaki. Karena itu, pihaknya meminta agar para pendaki senantiasa memperhatikan lingkungannya ketika melakukan pendakian atau berkemah.
“Selama kemarau ini memang kawasan gunung menjadi mudah terbakar. Seperti di gunung Guntur, karena banyaknya ilalang sehingga sangat mudah terbakar. Kalau melihat kejadian-kejadian sebelumnya, area yang terbakar ini bisa mencapai sampai belasan hektare,” ucapnya.
Sementara itu, hal yang sama diungkapkan, pihak kepolisian juga mengimbau agar masyarakat maupun pendaki, terutama ke Gunung Guntur agar selalu waspada dan tidak memicu terjadinya kebakaran, sebab kebakaran kerap terjadi saat musim kemarau.
Kapolsek Tarogong Kaler, Ipda Asep saepudin, mengatakan biasanya fenomena kebakaran di lereng Gunung Guntur terjadi saat pertengahan dan akhir musim kemarau. Kebakaran terjadi disebabkan beberapa faktor, di antaranya proses alami dan unsur kelalaian manusia saat berada di kawasan Gunung Guntur.
"Biasanya, memang ada karena faktor alam atau kelalaian manusia. Intinya, kami terus mengingatkan bencana kebakaran Gunung Guntur," ujarnya.
Menurut Asep, kondisi alam yang gersang dengan banyaknya tumbuhan alang-alang, ketika terjadi gesekan kayu bisa mengakibatkan kebakaran. Selain itu, masyarakat maupun pendaki dilarang membuang puntung rokok sembarangan dan mematikan perapian saat berkemah.
"Selain penyebab alam, kami ingatkan para pendaki yang membangun perkemahan dan membuat perapian agar mematikan perapian sebelum meninggalkan perkemahan," ucapnya.
Asep menyebutkan, pihaknya terus melakukan pengamatan di seluruh bagian Gunung Guntur. Di samping juga terus mengingatkan para pendaki yang akan melakukan pendakian.
"Kami juga menugaskan anggota di pos pendakian dan mengingatkan para pendaki akan bahaya kebakaran Gunung Guntur," katanya.(yon)
"Menghadapi musim kemarau tahun ini, perlu diwaspadai gunung-gunung yang rentan terjadinya kebakaran," kata Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan, Kamis (1/8/2019).
Menurut Tubagus, kebakaran yang terjadi diakibatkan karena dua faktor, yaitu alami dan kelalaian manusia. Yang alami, biasanya akibat gesekan pepohonan dan lainnya yang bisa memercikan api ke benda yang mudah terbakar di sekitar gunung.
Sedangkan yang diakibatkan kelalaian atau ulah manusia, seperti membuang puntung rokok sembarangan, atau karena lupa mematikan tungku api saat berkemah.
"Ini yang harus diminimalisasi bahkan dihilangkan, khususnya oleh mereka yang biasa melakukan kegiatan pendakian,” ucapnya.
Tubagus menyebutkan, khusus untuk Gunung Guntur, kebakaran juga tidak jarang terjadi karena faktor disengaja yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat. Tidak sedikit masyarakat yang masih percaya bahwa ketika Gunung Guntur terbakar, maka akan segera turun hujan.
“Jadi karena kepercayaan tersebut, mereka ini kemudian ada juga yang sengaja melakukan pembakaran,” katanya.
Tubagus menuturkan, berkaca dari kejadian-kejadian sebelumnya, kebakaran yang terjadi di sejumlah gunung di Kabupaten Garut, beberapa titik lokasi kebakaran biasanya tak jauh dari lokasi berkemah para pendaki. Karena itu, pihaknya meminta agar para pendaki senantiasa memperhatikan lingkungannya ketika melakukan pendakian atau berkemah.
“Selama kemarau ini memang kawasan gunung menjadi mudah terbakar. Seperti di gunung Guntur, karena banyaknya ilalang sehingga sangat mudah terbakar. Kalau melihat kejadian-kejadian sebelumnya, area yang terbakar ini bisa mencapai sampai belasan hektare,” ucapnya.
Sementara itu, hal yang sama diungkapkan, pihak kepolisian juga mengimbau agar masyarakat maupun pendaki, terutama ke Gunung Guntur agar selalu waspada dan tidak memicu terjadinya kebakaran, sebab kebakaran kerap terjadi saat musim kemarau.
Kapolsek Tarogong Kaler, Ipda Asep saepudin, mengatakan biasanya fenomena kebakaran di lereng Gunung Guntur terjadi saat pertengahan dan akhir musim kemarau. Kebakaran terjadi disebabkan beberapa faktor, di antaranya proses alami dan unsur kelalaian manusia saat berada di kawasan Gunung Guntur.
"Biasanya, memang ada karena faktor alam atau kelalaian manusia. Intinya, kami terus mengingatkan bencana kebakaran Gunung Guntur," ujarnya.
Menurut Asep, kondisi alam yang gersang dengan banyaknya tumbuhan alang-alang, ketika terjadi gesekan kayu bisa mengakibatkan kebakaran. Selain itu, masyarakat maupun pendaki dilarang membuang puntung rokok sembarangan dan mematikan perapian saat berkemah.
"Selain penyebab alam, kami ingatkan para pendaki yang membangun perkemahan dan membuat perapian agar mematikan perapian sebelum meninggalkan perkemahan," ucapnya.
Asep menyebutkan, pihaknya terus melakukan pengamatan di seluruh bagian Gunung Guntur. Di samping juga terus mengingatkan para pendaki yang akan melakukan pendakian.
"Kami juga menugaskan anggota di pos pendakian dan mengingatkan para pendaki akan bahaya kebakaran Gunung Guntur," katanya.(yon)