DIREKTUR PMD M. FACHRI DORONG FESTIVAL "NGOPI DI PAPRINGAN" TEMANGGUNG JADI PUSAT STUDI DESA
June 16, 2019
FOTO: Direktur PMD bersama Bupati Temanggung di lokasi Festival Sindoro Sumbing, Temaggung, Jawa Tengah, Minggu (16/6). |
Direktur Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD), Ditjen PPMD Kemendes PDTT M. Fachri S.STP,. M.Si mendorong kegiatan Festival Sindoro Sumbing bertajuk "Ngopi di Papringan" di Desa Ngadimulyo, Kabupaten Temaggung, Provinsi Jawa Tengah menjadi destinasi wisata sekaligus Pusat Studi Desa. Dari sisi konsep dan implementasinya sangat unik dan memiliki daya tarik tersendiri.
Demikian rilis yang disampaikan ke Media dalam Kunker Direktur PMD M. Fachri mewakili Dirjen PPMD Taufik Madjid di lokasi Festival Sindoro Sumbing, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (16/6/2019).
Demikian rilis yang disampaikan ke Media dalam Kunker Direktur PMD M. Fachri mewakili Dirjen PPMD Taufik Madjid di lokasi Festival Sindoro Sumbing, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (16/6/2019).
“Saya baru pertama kali datang ke lokasi Pasar Papringan ini. Tetapi kisah dan informasinya sudah kami ketahui sejak setahun lalu. Saya bangga dan bahagia bisa hadir hari ini. Ke depan, sy optimis menjdi destinasi wisata dan pusat studi desa ” kata Fachri saat didaulat memberikan sambutan.
Menurutnya, kegiatan ini sejalan paralel dengan Program Inovasi Desa (PID) yang dikembangkan Kementerian Desa sekarang ini. Terlebih lagi, pola kolaborasi antar pihak terkait dalam membangun Kabupaten Temanggung dapat berjalan baik dan sinergis. Pola kolaborasi dan sinergitas peran antar stakehokder, baik Pemerintah, Desa, komunitas dan pihak lain itulah menjadi kunci keberhasilan dan daya tarik wisata maupun studi tentang Desa yang perlu dipromosikan ke daerah lainnya.
Menurutnya, kegiatan ini sejalan paralel dengan Program Inovasi Desa (PID) yang dikembangkan Kementerian Desa sekarang ini. Terlebih lagi, pola kolaborasi antar pihak terkait dalam membangun Kabupaten Temanggung dapat berjalan baik dan sinergis. Pola kolaborasi dan sinergitas peran antar stakehokder, baik Pemerintah, Desa, komunitas dan pihak lain itulah menjadi kunci keberhasilan dan daya tarik wisata maupun studi tentang Desa yang perlu dipromosikan ke daerah lainnya.
Seperti diketahui, di Pasar Papringan tersebut hampir tidak ada hal yang dihilangkan dari wajah asli kebun bambunya. Semua terlihat natural dan alamiah.
M. Fachri juga mengingatkan agar pihak Desa benar-benar dapat memanfaatkan Dana Desa untuk tujuan kemandirian dan kemakmuran masyarakat. Dalam kurun 5 tahun terakhir, sudah Rp.257 Triliun Dana Desa dari APBN. Tahun ini Rp.70 Triliun Dana Desa didistribusi ke 74.957 desa di Indonesia untuk pembangunan dan pemberdyaan masyarakat, seperti kegiatan peningkatan Capacity Building (CB) masyarakat dan study banding maupun study tiru.
M. Fachri juga mengingatkan agar pihak Desa benar-benar dapat memanfaatkan Dana Desa untuk tujuan kemandirian dan kemakmuran masyarakat. Dalam kurun 5 tahun terakhir, sudah Rp.257 Triliun Dana Desa dari APBN. Tahun ini Rp.70 Triliun Dana Desa didistribusi ke 74.957 desa di Indonesia untuk pembangunan dan pemberdyaan masyarakat, seperti kegiatan peningkatan Capacity Building (CB) masyarakat dan study banding maupun study tiru.
“Nantinya, teman-teman dari daerah lain tidak hanya ke Desa Ponggok di Jogya, Desa Pujon Kidul di Malang, Jawa Timur, atau ke Desa Kutu di Bali. Tapi sudah ke Desa Ngadimulyo ini,” harapnya.
Dalam konteks sebagai pusat studi desa, lanjutnya, kegiatan Pasar Papringan, Temaggung dapat mendatangkan para pihak dan masyarakat untuk datang dan menimba ilmu secara langsung tentang berbagai kebudayaan dan kearifan lokal desa. Sebab, pola pengembangan Capacity Building yang klasikal di dalam ruangan perlu ditunjang dengan studi empirik atau studi lapangan.
“Seperti festival hari ini sangat unik, meskipun baru sub tema kopi saja. Belum tema-tema kearifan lokal lainnya. BUMDes dapat mengembangkannya untuk masa depan desa yang semakin cemerlang,” imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq yang membuka kegiatan tersebut mengapresiasi ide dan dukungan yang disampaikan Direktur PMD. Bupati menyatakan akan segera merealisasikan hal itu, sehingga ke depan, lokasi Pasar Papringan akan menjadi tujuan study daerah dan desa-desa di Indonesia.
“Kami berterima kasih atas gagasan dari Direktur PMD. Ini menjadi agenda prioritas yang segera diwujudkan” katanya.
Dalam kegiatan tersebut, selain dihadiri oleh Bupati Temanggung, juga dihadiri oleh Kadis Permades-Dukcapil Jawa Tengah Ir. Sugeng Riyanto, MSc, Kadis Permades Kabupaten Temanggung Drs Agus Sarwono, S.Sos., MM, Staf Ahli Program Indosiana Kemendikbud, Fafa Utami, Praktisi BumDes Kharil Anom dan Praktisi Kopi dari Kabupaten Kerinci, Jambi serta Pendamping Desa. (Rilis/Ar/Cham/Kf).
Dalam konteks sebagai pusat studi desa, lanjutnya, kegiatan Pasar Papringan, Temaggung dapat mendatangkan para pihak dan masyarakat untuk datang dan menimba ilmu secara langsung tentang berbagai kebudayaan dan kearifan lokal desa. Sebab, pola pengembangan Capacity Building yang klasikal di dalam ruangan perlu ditunjang dengan studi empirik atau studi lapangan.
“Seperti festival hari ini sangat unik, meskipun baru sub tema kopi saja. Belum tema-tema kearifan lokal lainnya. BUMDes dapat mengembangkannya untuk masa depan desa yang semakin cemerlang,” imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq yang membuka kegiatan tersebut mengapresiasi ide dan dukungan yang disampaikan Direktur PMD. Bupati menyatakan akan segera merealisasikan hal itu, sehingga ke depan, lokasi Pasar Papringan akan menjadi tujuan study daerah dan desa-desa di Indonesia.
“Kami berterima kasih atas gagasan dari Direktur PMD. Ini menjadi agenda prioritas yang segera diwujudkan” katanya.
Dalam kegiatan tersebut, selain dihadiri oleh Bupati Temanggung, juga dihadiri oleh Kadis Permades-Dukcapil Jawa Tengah Ir. Sugeng Riyanto, MSc, Kadis Permades Kabupaten Temanggung Drs Agus Sarwono, S.Sos., MM, Staf Ahli Program Indosiana Kemendikbud, Fafa Utami, Praktisi BumDes Kharil Anom dan Praktisi Kopi dari Kabupaten Kerinci, Jambi serta Pendamping Desa. (Rilis/Ar/Cham/Kf).