Selain Mengeluh Jalan Rusak Parah, SMKN 1 Bandar Dua Pijay Juga Mengeluh Tegangan Listrik Yang Drop
April 30, 2019
Pidie Jaya, MA - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) N 1 Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya yang merupakan SMK tertua dan terbanyak siswanya di kabupaten berlogo "PEUGAH LAGEE BUT PAUBUT LAGEE NA" telah mencetak ratusan alumni yang long march diberbagai perbengkelan las dan montir lokomotif di seluruh persada bumi Iskandar Muda, dah bahkan didaerah lain di seluruh Indonesia. Hal itu diutarakan Guru Kurikulum SMK tersebut pada media ini, Senin 29/4/2018.
Kondisi jalan menuju SMK 1 Bandar Dua, tak ubah bebatuan di sungai kering. |
Siswa/i SMK sedang belajar di ruangan kelas. |
Sejumlah tropy yang diraih SMK 1 Bandar Dua. |
Salah satu piagam dari level nasional. |
Lisa, salah satu siswi SMK 1 Bandar Dua yang diwawancarai wartawan disaat belajar. |
Abdul Hadi,
S.Pd, guru praktek, Jurusan Teknik Mengelas.
Sementara, guru praktek di Tehnik Mengelas Abdul Hadi, S.Pd ikut mengiyakan seperti yang diungkapkan Muliadi, bahwa terkait proses belajar dan mengajar telah berjalan lancar, cuma terkendala saat praktek adalah listriknya sering drop.
Muliadi,
S.Pd guru Kurikulum SMK 1 Bandar Dua, Pidie Jaya.
"Kendala utama saat kami praktek mengelas adalah tegangan listrik sering drop. Apabila kami paksakan juga, maka seluruh elektronik lainnya, baik di ruangan guru maupun di ruang TU laptopnya sama sekali tidak berfungsi, karena tegangan listrik yang tidak cukup," jelas Abdul Hadi.
Listrik yang sering drop ini karena lokasi sekolah tersebut jauh dari Travo listrik, maka tegangan yang mengalir ke sekolah tersebut rendah. Untuk itu ia berharap pihak PLN harus mencari solusi agar tegangan ke sekolah tersebut tidak drop, padahal Arus meteran yang mereka gunakan 3 PAS.
"Abdul Hadi berharap agar PLN secepatnya memasang Travo di dekat SMK ini agar tegangan listrik yang mengalir bisa kami manfaatkan sesuai kebutuhan sekolah," pungkas A.Hadi.
Intinya, SMK N 1 Bandar Dua, selain jalan menuju sekolah yang rusak parah tanpa perbaikan, juga listrik yang mereka butuhkan tidak pernah mencukupi sesuai kebutuhan. Untuk itu, para dewan guru dan juga siswa mengharapkan pihak pemerintah jangan menutup mata terhadap SMK tersebut. (Ismail Alfatah)