Seketaris IMO Kalbar Idul Adha Adalah Momentum Spritual Untuk Menunaikan Perintah Kurban

 


 Kubu Raya.MediaAdvokasi.id Nurjali Spd,i Seketaris Ikatan Media Online Indonisia Kalimantan Barat (IMO Kalbar), dalam momen silaturrahim kepada warga, setelah melaksanakan shalat Idul adha di Masjid Nurul Huda Kecamatan Sui raya Kab. Kubu Raya Kalimantan Barat, 1445 Hijriah pada hari ini, Senin (17/6/2024) 


Sebagai seorang Jurnalis yang tergabung dibeberapa Organisasi Jurnalis Daerah dan Nasional dirinya menyampaikan Idul Adha, merupakan momen yang mengingatkan pada kisah profetik (kenabian), yang dapat diteladani. Seraya mengajak warga melacak ulang kisah Nabi Ibrahim dan melakukan refleksi terhadap kisah tersebut.


Ia menjelaskan hanya Nabi Ibrahim yang selalu disebut dalam shalat selain Nabi Muhammad. Doa yang dibaca untuk Nabi Muhammad ketika tasyahud juga selalu disetarakan dengan doa kepada Nabi Ibrahim.


“Nama Ibrahim berjumlah sebanyak 69 kali dalam 24 surat dalam Alquran. Nama Ibrahim juga diabadikan menjadi nama sebuah surat dalam Al quran, yaitu surat ke-14. Ibrahim adalah Bapak Para Nabi, Abulanbiya, karena sebanyak 19 keturunannya menjadi nabi, dari 25 nabi yang disebut dalam Alquran,” imbuhnya


Lebih lanjut Nurjali menuturkan ada 3 keistimewaan yang dimiliki Nabi Ibrahim. Pertama, Nabi yang sangat disayang oleh Allah, Kekasih Allah, Khalilullah. Pemberian predikat ini terekam pada ayat 125 Surat An-Nisa. Kedua, Nabi Ibrahim adalah manusia pilihan terbaik, Al-Mustafa yang terekam dalam QS. Shaad ayat 47. Ketiga, Nabi Ibrahim juga termasuk salah satu nabi yang dijuluki Ulul Azmi, karena keteguhan hati yang dimilikinya.


Ia menceritakan kisah Nabi Ibrahim dalam pensyariatan kurban, selain erat hubungannya dengan perintah ketaqwaan juga erat hubungannya dengan hubungan dan komunikasi yang baik antara orang tua dan anaknya yang patut untuk dicontoh. Dialog Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ketika diperintah Allah untuk disembelih menggambarkan itu semua.


“Meski Nabi Ibrahim jelas diperintah oleh Allah, namun tidak serta merta menyembelih Nabi Ismail. Nabi Ibrahim bahkan bertanya kepada Nabi Ismail tentang pendapatnya. Hal ini sangat demokratis,” paparnya.


Dalam silaturrahim Nurjali juga menyampaikan kita semua dapat meneladani kisah tersebut. “Mari momentum Idul Adha ini kita jadikan momentum untuk memperbaiki diri. Pelajaran dari para Nabi dan orang-orang saleh sebelum kita, dapat dijadikan cermin. Semuanya kita ikhtiarkan dalam rangka meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah,” ujarnya. (Merah/tim)

Popular Posts