Diduga Mark Up, Mesin pembakar sampah panghasil BBM tak sesuai dengan kondisinya.



Tanggamus,MA - Dugaan adanya indikasi penggelembungan anggaran atau markup dana desa tahun 2021 di kecamatan sumberejo mencuat kepermukaan, Pasalnya dua pekon di duga sengaja menganggarkan alat pembakar sampah penghasil bbm dengan nilai yang sangat fantastis, Minggu (6/11/2021).


pekon Simpang kanan dan pekon Sumber mulyo ini diduga sengaja menggangarkan alat pembakar sampah penghasil bbm dengan menggunakan dana desa Tahun 2021 sebesar Rp 50.000.000,


Dari hasil investigasi awak media dilapangan mesin pembakar sampah penghasil bbm ini hanya terbuat dari plat besi dan pipa yang di las.


Ketika awak media mengkonfirmasi sekertaris desa Simpang kanan dirinya mengatakan bahwa ada surat edaran namun dirinya lupa dari instansi mana dan suplayer barang dari jogja sedangkan harga alat pembakar sampah kurang lebih 40 juta.


"Waktu itu ada surat Lo kayanya, Cuman saya lupa yang tanda tangan disitu siapa saya gak inget lagi nanti dicari di hp.Saya ganti hp dan untuk harga klo gak salah ya itu 40 juta Ucap Erni.


Pengakuan sekertaris desa Simpang kanan hampir sama dengan pengakuan sekdes sumber Mulyo dirinya mengaku pengadaa barang tersebut disaat kepemimpinan PJ.


"Awal mulanya pada saat itu PJ kalau gak salah di kumpulin di gedung serbaguna itu kan bisa dikatakan dibawah dinas lingkungan hidup mereka punya program untuk pembakaran sampah untuk anggaran sendiri kurang lebih 50 juta", Ucap sekertaris desa Sumber Mulyo.


Ditempat terpisah Kasi Pembangunan kecamatan Sumberejo ketika dikonfirmasi oleh awak media mengatakan kalau barang yang diterima oleh pekon tidak sesuai dengan kondisi nya saat sosialisasi di kecamatan.


"Waktu sosialisasi barangnya gak seperti itu, alatnya bagus karna waktu kami rakor alat nya dibawa kesini waktu kami rapat ada hasilnya minyak seperti itu, Pekon itu ya tertarik nya itu.

Dan ketika dikirim ternyata tidak sesuai", Jelas Amini.


Dirinya juga mengatakan jika alat pembakar sampah dengan kondisi seperti itu tidak sesuai dengan harganya.


"Ya gak sesuai sampean juga tanya ke pekon kan bukan saya aza yang ngomong", Tutup Amini.(Indra).

Popular Posts