TMMD, Merajut Payung Teduh Janda Empat Anak

Keterangan foto : Ibu Khadijah sujud syukur saat menerima rehab RTLH yang diserahkan oleh Satgas TMMD ke-113 Kodim 0113/Gayo Lues Pelda Nurdin dan Serda Daniar Deski dan didampingi oleh Pengulu Kampung Sangir, bapak Thamrin

Gayo Lues - Mediaadvokasi.id
Suatu subuh, seperti biasa, suara ayam jantan berkokok saling bersahutan, sayup-sayup suara azan terdengar dari Masjid Nurul Huda Desa Sangir. Senyum lebar seorang janda paruh baya terlihat begitu bersemangat, bergegas ke kamar mandi yang  berada   di bagian  luar  belakang rumah. Udara dingin dataran tinggi tidak membuatnya bermalas- malasan menunaikan kewajibannya. Ia bergegas berwudhu dan  melaksanakan shalat subuh. Usai shalat subuh ia membantu adik iparnya menyiapkan sarapan pagi.

Dia adalah Khadijah, perempuan berusia 55 tahun warga Kampung Sangir, Kecamatan Dabun Gelang. Salah satu warga miskin yang mendapat bantuan rehab RTLH dari program TMMD ke-113 melalui kegiatan sasaran fisik. Usianya belum terbilang tua namun kehidupan sulit yang dijalaninya membuat kulitnya keriput, kusam sehingga terlihat raut wajahnya lebih tua. Suami tercinta yang seharusnya menanggung biaya kehidupan keluarganya telah meninggal dunia 17 tahun yang lalu, sehingga beban kehidupan berada di pundaknya. 

Dia bercerita, kala itu ketika suaminya meninggal, keempat anaknya masih kecil-kecil, anak sulungnya bernama  Sadam masih berusia Sepuluh tahun, anak kedua bernama Samsul Anwar berusia Tujuh tahun, anak ketiga bernama Jaka Pranata umur Lima tahun, dan anak keempat bernama M Ali baru berusia Satu tahun. Sementara peninggalan suami tidak dapat diharapkan, hanya sebidang kebun kopi sempit yang sudah tidak produktif.

Pagi itu, Kamis 12 Mei 2022,  usai memasak, Khadijah bergegas menghampiri anaknya, raut wajahnya yang keriput dan tangannya sedikit gemetar, diusianya yang  sudah senja ia sering merasa kelelahan.  Suara burung berkicau saling bersahutan di ranting sebuah cabang pohon-pohon Pinus. Angin sepoi-sepoi menghembus, sesekali menerpa tubuh Khadijah yang mulai lemah lunglai, ia berusaha mengingatkan Sadam, anak tertuanya untuk menghadiri pembongkaran rumah yang nantinya akan di rehab total oleh Satgas TMMD.

"Win, uwet win. Serlo ni umah te male i tos tentra," (Win, (sebutan untuk anak laki-laki) bangun anakku. Hari ini rumah kita mau dibangun oleh TNI), kata Khadijah riang yang tinggal sementara di rumah adik laki-lakinya.

Ya, hari itu adalah hari dimana Satgas TMMD ke-113 Kodim 0113/Gayo Lues akan merehab rumah milik Khadijah. Ukuran rumahnya tidaklah luas, hanya 4 meter x 5 meter saja yang akan di bedah oleh Satgas TMMD menjadi rumah yang layak untuk dihuni dengan ukuran 4 meter X 8 meter

Sesampainya di lokasi bedah rumah, Khadijah dan Sadam tidak tinggal diam, mereka juga sibuk membantu tim satgas membongkar rumah yang penuh kenangan derita.

Sebelum dibongkar, wartawan media ini melihat kondisi rumah itu dari dalam. Papan bekas yang mulai busuk dimakan usia terpasang di tiang rumah yang lebih cocok disebut gubuk. Atap seng tua yang sudah rapuh dimakan karat, berlubang, menganga dan tidak bisa diperbaiki lagi. Tiang rumah bagian bawah sebagian sudah keropos dimakan rayap, belum lagi lantai tanah yang becek digenangi air hujan karena atap seng bocor.

Semua ada dalam rencana Allah SWT, sabar dan ikhlas adalah kuncinya, yakin dan percayalah akan indah pada akhirnya. Hal inilah sepertinya yang diyakini ibu Khadijah, pucuk dicinta ulam pun tiba, hal yang dinanti kini ada didepan mata. Tidak diduga, doa ibu Khadijah diijabah Allah melalui bakti TNI. Khadijah tidak menyangka, doanya justru dikabulkan melalui TNI Manunggal Membangun Desa.

Keterangan Poto : Satgas TMMD ke-113 Kodim 0113/Gayo Lues  Pelda Nurdin didampingi Pengulu Kampung Sangir bapak Thamrin memberikan rumah RTLH kepada ibu Khadijah.

Sujud Syukur Khadijah Didepan Rumah Baru

Sebulan kemudian, Kamis 9 Juni 2022 usai acara penutupan TMMD ke-113 Kodim 0113/Gayo Lues, Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Mohamad Hasan memberikan kunci rehab rumah TMMD secara simbolis kepada ibu Khadijah. Keharuan mulai tumpah di benak Ibu Khadijah, namun bibirnya tertutup rapat. Terkunci dengan sangat kuat agar tangisan haru tidak keluar dari mulutnya.

Usai acara penutupan, Dansatgas TMMD ke-113 Letkol Inf Yudhi Hendro Prasetyo meminta anggota Satgas Pelda Nurdin dan Serda Daniar Deski dan didampingi Pengulu kampung setempat Thamrin untuk mengantar ibu Khadijah menuju rumah yang telah selesai direhab total.

Disanalah ibu Khadijah meluapkan segalanya, ia menangis sejadi-jadinya. Tangisan haru meledak sudah tidak dapat dibendung lagi. Hal ini tentu membuat haru Satgas TMMD dan Pengulu Kampung. Ibu Khadijah mencium tangan Satgas TMMD beserta Pengulu dan mengucapkan terimakasih atas jasa jasanya sehingga ia mendapat bantuan rumah. Sebelum ia masuk kedalam rumah sekali lagi ia meluapkan rasa syukurnya kepada Allah SWT yang telah mengabulkan doanya selama belasan tahun. Ia bersimpuh di depan pintu rumah sambil menangis sejadi-jadinya. Dalam ratapannya ia mengatakan sudah belasan tahun ia berdoa kepada Allah SWT agar bisa memiliki rumah. Dan lebih terharunya lagi ia tidak menyangka kalau yang membantunya itu justru adalah TNI. 

"Berijin bes bapak TNI nge i toskam batang ruang ken tempatku teduh. Ku tuhen ku tero do'a buge sehat kam bapak tentara (Terimakasih Bapak TNI, sudah membangun rumah untuk tempat tinggal saya. Hanya kepada Tuhan saya berdo'a semoga bapak TNI selalu sehat)," ratapannya di dalam sujud.
Keterangan foto : Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Mohamad Hasan bersama Wakil Bupati Gayo Lues H. Said Sani dan Dansatgas TMMD Reguler ke-113 Kodim 0113/Gayo Lues berpose bersama penerima bantuan pembangunan rumah duafa bapak Salman dan rehab total RTLH ibu Khadijah.


Rumah Baru Harapan Baru
Salah satu tokoh masyarakat setempat Mursyidi mengatakan, sejak Ibu Khadijah ditinggal mati suaminya 17 tahun lalu, beban dipundaknya semakin terasa berat, karena harus menghidupi keempat anaknya yang masih kecil. Untuk menghidupi anak-anaknya ibu Khadijah mencoba memberanikan diri meminjam lahan sempit milik tetangganya untuk ditanami sayur-sayuran. Namun permasalahan tidak berhenti sampai disitu, ia kesulitan memasarkan hasil bumi yang ia tanami ke pusat pasar tradisional yang jarak tempuh mencapai 30 menit. Tidak ada angkutan umum ataupun betor dari kampungnya menuju pasar tradisional di pusat Kota Blangkejeren. Masyarakat Kampung Sangir, Kecamatan Dabun Gelang biasanya menggunakan sepeda motor pribadi sebagai alat transportasi. Sementara Khadijah tidak memiliki sepeda motor.

"Male man sehari-haripeh geriet, apalagi mbeli kereta (Untuk makan aja susah, apalagi beli sepeda motor)," ungkap Mursyidi dengan nada sedih

Namun kini Mursyidi merasa lega pasalnya dengan adanya rumah baru ini memberikan semangat baru, harapan baru sehingga ibu Khadijah dan anak-anaknya bisa berkumpul kembali. Dengan semangat baru ini semoga keluarga ibu Khadijah bisa meniti kehidupan yang lebih baik lagi.

Pengulu Kampung (Kepala Desa) Sangir, Kecamatan Dabun Gelang, Thamrin mengatakan, sosok Khadijah adalah seorang wanita tangguh, seorang pejuang kehidupan. Betapa tidak, dia harus menghidupi keempat anaknya sendirian. Untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dan biaya sekolah anak-anaknya ia hanya menjadi buruh tani. Pekerjaan menjadi buruh tani hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari sehingga ia tidak mampu memperbaiki rumahnya.

Rumahnya itu (sebelum direhab), kata Pengulu, merupakan rumah bekas pindahan dari rumah gubuk yang ada di kebunnya. Sedangkan tapak rumah, tanah seluas 12 meter X 25 meter yang saat ini dibangun rumah oleh bapak TNI merupakan wakaf dari saudara laki-lakinya. 

Pengulu menjelaskan, dimata masyarakat pada umumnya memiliki anak lajang itu belum bisa dikategorikan sebagai warga miskin, sebab anak lajang itu masih memiliki tenaga yang kuat dan daya pikir yang hebat. Namun di Kabupaten Gayo Lues ini kita semua paham bahwa untuk menjadi tenaga buruh itu tidak setiap saat ada, hanya musiman. Contoh ketika warga memanen padi, itu dikerjakan secara gotong royong dan bergantian. Hari ini kita menerima tamu untuk prosesi pemanenan di sawah kita dan besok kita yang menjadi tamu untuk membantu warga lain memanen padi.

"Tapak numah ni penosahan ari dengan ne. Sedangkan umah sebelum i bedah oyapeh papan bekas pinahan ari empus (Tapak rumah yang dia huni saat ini merupakan pemberian dari abang kandungnya. Sementara rumah sebelum di bedah merupakan papan bekas pindahan dari rumahnya yang di kebun)," ungkap Tamrin. 

Sementara itu Komandan Satuan Penugasan (Dansatgas) TMMD ke-113 Kodim 0113/Gayo Lues Letkol Inf Yudhi Hendro Prasetyo menyampaikan, kegiatan TMMD ke-113 ini dilaksanakan bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat. Dimana sasaran fisik yang dibangun diharapkan dapat mendorong pertumbuhan usaha-usaha masyarakat di bidang pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pemerintah dalam pemerataan pembangunan dan pengentasan kemiskinan. 

Seperti pembangunan jalan diharapkan dapat membuka akses ke perkebunan dan persawahan masyarakat. Pembangunan rumah duafa dan rehab Rutilahu juga diharapkan bisa membantu warga miskin yang belum memiliki rumah layak huni. Rehab Menasah (Mushola) dan MCK Masjid Nurul Huda juga dapat mempermudah masyarakat dalam melaksanakan ibadah.

Demikian juga dengan kegiatan non fisik, dengan adanya penyuluhan, baik Penyuluhan Wawasan Kebangsaan, Penyuluhan Kesehatan (Stunting), Penyuluhan Hukum dan Kamtibmas, Penyuluhan Pertanian, Penyuluhan Posyandu, Penyuluhan Posbindu PTM, dan penyuluhan KB Kesehatan, masyarakat diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kata Dansatgas, kegiatan TMMD ke-113 Kodim 0113/Gayo Lues Tahun 2022 dengan tema "TMMD Dedikasi Terbaik Membangun Negeri" merupakan program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sasaran kegiatan pembangunan ditujukan ke daerah pedesaan, khususnya daerah yang tergolong tertinggal/miskin, terisolasi/terpencil. 

Dansatgas melanjutkan, kenapa memilih ibu Khadijah sebagai sasaran rehab rumah, dirinya merasa tersentuh melihat kondisi ibu Khadijah yang menjadi tulang punggung keluarga. Ibu Khadijah dirasa sangat layak untuk mendapatkan program rehab Rutilahu tersebut. 

"Semoga rumah layak huni ini bermanfaat bagi keluarga ibu Khadijah dan diharapkan nantinya ibu Khadijah dapat merawat rumah ini dengan sebaik-baiknya," harap Letkol Yudhi. (Hendry Gunawan).

Popular Posts