Diskominfo Dilaporkan ke Kejari, Sekda Cilacap Angkat Bicara

Cilacap, MA - Sekda Cilacap  Farid Ma'ruf menerima awak media terkait laporan masyarakat  soal dugaan  penyelewengan dana di Diskominfo  Cilacap. 

Menyusul laporan masyarakat kepada Kejari Cilacap terkait dugaan penyelewengan  Sekda Cilacap Farid Ma'ruf turut menanggapi ketika ditemui awak media di Ruang Rapat Setda Kabupaten Cilacap, Rabu (3/11/2021). 

Saat melapor ke Kejari Cilacap, AMPC menyebutkan ada dua item yang menurut mereka kurang pas, yaitu pagelaran wayang kulit melalui kanal YouTube dengan biaya Rp 50 juta dan aliran dana sebesar Rp 30 juta ke Satelit Post, padahal sejak 2019 koran lokal itu sudah tidak terbit, dan diduga dana tersebut tetap mengalir karena pada Maret 2021 masih tertulis.

Farid Ma'ruf mengatakan, meski itu untuk tayangan streaming di YouTube, wayang kulit itu kan ada dalangnya, ada penayagannya, ada makan, ada sound systemnya. 

"Itu sebetulnya biaya pentas wayang kulit kan hampir sama dengan pada saat Covid," ujar Sekda. 

Cuma, menurutnya yang dipanggung sama yang tidak beda lagi. 

"Untuk dalang Rp 8 juta, tapi ada sindennya, goro-goronya, yang pukul kendang dan lain-lain," tandas Farid. 

Dan, tampaknya Sekda pasrah dan menyerahkan kepada proses hukum. "Karena sudah dilaporkan, dan Kominfo diharapkan bisa mengklarifikasi kepada aparat hukum," ucap Farid. 

Mengenai apakah efektiv apa tidak  tayangan wayang di kanal youtube, Ia lantas menerangkan bahwa yang sekarang kita pikirkan bukan hanya efektivitas, namun dalam rangka pemberdayaan juga. "Bagaimana seniman-seniman di Cilacap itu juga tidak nganggur, mengaktualisasikan apa yang sudah biasa dilakukan. Kan tidak hanya sekadar itu saja, perlu dilihat dari berbagai aspek," ungkapnya. 

Farid membeberkan, penyelenggara wayang kulit itu kan EO. "Soal nanti terbukti, kita menunggu dari aparat hukum saja. Kita taat hukum," tegasnya. 

Terkait Satelit Post, terutama sistem yang tidak bisa dihapus, Farid menyebutkan hal itu hanya persoalan teknis. 

"Lha wong sudah tidak terbit kok ada kegiatan, menurut saya itu ya bunuh diri. Mudah-mudahan tidak seceroboh itu. Yang sudah ada, riilnya apa, itu saja," lanjutnya, sembari menambahkan bahwa hal ini masukan bagi kita terutama Pak Wijaya. 
  
Farid juga berharap wayang kulit pasca Covid perlu diteruskan dengan aturan yang jelas, dalangnya dalang lokal. 

"Apa yang dilakukan di masing-masing OPD harap sesuai dengan aturan, dan diharapkan berhati-hati," ungkap Farid Ma'ruf.

Ia lantas menekankan kepada semua OPD, semuanya disapa, wartawan, semuanya dan jangan pilih-pilih. "Disapa semuanya," tegas Sekda. (Pour)

Popular Posts