Ini Pasien COVID-19 Pertama di Isolasi di Gedung Peristirahatan DPRK Aceh Singkil
Aceh Singkil-mediaadvokasi.com
Sejak diresmikannya ruang isolasi COVID-19 di Gedung DPRK Aceh Singkil pada 10 Agustus 2021 lalu oleh Bupati Aceh Singkil.
Hingga kini, Anggota Dewan maupun Sekwan serta Pegawai lainnya enggan melakukan isolasi mandiri pasca melakukan perjalanan Bimtek (bimbingan tekhnis) dari zona merah Covid-19 Pekan Baru Provinsi Riau, sejak kepulangannya 30 Agustus 2021 kemarin.
Padahal sesuai aturan Protokol Kesehatan (Prokes) para pelaku perjalanan dari zona merah harus melakukan isolasi mandiri selama 3 hari.
Selanjutnya jika ada mengalami gejala gangguan kesehatan harus ditambah isolasi mandiri selama 10 hari .
Hal itu diatur dalam Surat Edaran (SE) Satgas Penanganan COVID-19 No.14 Tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dalam Masa Pandemi COVID-19
Dari pantauan sejumlah wartawan ruang isolasi Covid-19 yang ditempatkan dikamar peristirahatan 25 anggota dewan Aceh Singkil itu. telah diisi seorang pasien Covid-19.
Pasien yang menjadi perdana menempati ruang isolasi terpusat di Gedung DPRK itu adalah Burhanuddin, (64) warga Desa Kampung Baru Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil.
saat dikonfirmasi Sejumlah Wartawan Selasa (7/9/2021) Burhanuddin, menyarankan agar para pasien penderita Covid-19 maupun yang merasakan gejalanya sebaiknya harus menjalani isolasi mandiri di ruangan milik Anggota DPR tersebut.
Sebab disebutkannya, awalnya dia juga merasa takut, namun karena sudah dijalani malah lebih nyaman istirahat disini, ucapnya.
Sementara menyinggung para Wakil Rakyat dan Sekwan serta pegawai Setwan yang tidak mau melakukan Isolasi, Burhan menyebutkan, mungkin para dewan ada pandangan masing-masing.
Mungkin pemikiran mereka lain, bisa jadi alasan karena dirumahnya tidak ada orang lain dan memilih isolasi dirumah sendiri.
Maka tidak mau diisolasi, sehingga menurutnya tidak membahayakan keluarga," ucap Burhan yang merupakan pensiunan PNS dari Kantor Pengadilan itu.
Sebaiknya yang kena Covid-19 bisa isolasi mandiri disini. Sebab kita dilayani dengan baik secara manusiawi. Dan tidak disia-siakan. "Tempat sebagus ini senyaman ini kenapa harus takut," ucapnya
"Untuk fasilitas Subhanallah, makanan, minuman sangat memadai dan memuaskan, jatah sekali makan bisa untuk kami berdua dengan istri saya yang jaga," ujarnya
Suriani petugas piket penanganan pasien Covid-19 dari Puskesmas Gunung Meriah didampingi petugas Kepolisian dan TNI mengatakan, Burhanuddin masuk sebagai pasien Covid perdana di ruang isolasi terpusat.
Pasien (Burhanudin) dinyatakan sudah sembuh dari Covid-19 setelah perawatan selama 7 hari di RSUD Aceh Singkil.
Namun pasien disarankan dokter untuk lebih baiknya melakukan isolasi di ruang terpusat tersebut selama 7 hari . Sebagai antisipasi kontak langsung dengan keluarga untuk memastikan tidak ada lagi penularan.
"Setelah berembuk dengan istri, lantas anak saya menyarankan agar mengikuti anjuran dokter, maka saya bersedia untuk isolasi," ucapnya
Sebelumnya Burhanuddin dinyatakan reaktif Covid-19 berdasarkan hasil Swab di RSUD Aceh Singkil. Dia mengaku mengalami 8 hari demam dan kondisi tubuh tidak menentu serta penciuman hilang pada hari terakhir.
Sementara itu, Burhanuddin meminta agar ruangan isolasi itu jangan dulu ditutup. Sebab kabarnya akan ditutup tanggal 9 September 2021.
Karena diharapkan bisa juga membantu pasien penderita Covid lainnya agar bisa diisolasi sebelum berkumpul dengan keluarga, sebutnya.
Sebelumnya Bupati Aceh Singkil Dulmusrid dikonfirmasi mengatakan, selaku Pemerintah sesuai aturan Pemendagri harus menyiapkan ruang isolasi terpusat sebagai penanganan pasien Covid-19.
Kendati jika ada yang terkena imbas karena kunjungan kerja sebaiknya bisa melaksanakan sesuai Protokol kesehatan (Prokes) yakni dengan isolasi mandiri.
Jika mengalami gejala parah dan meragukan bisa isolasi mandiri di Rumah Sakit (RS). Jika tidak ada gejala bisa dirumah atau isolasi terbuka. "Baik reaktif maupun aktif harus menjalani isolasi," ucap Dulmusrid. (Ahmad)
