Soal Pembatalan Investasi UEA di Aceh Singkil, Mahasiswa Ini Minta Bupati Sadar Diri

Mediaadvokasi.com Aceh Singkil 
Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar pada tahun 2020 lalu menyatakan, Kabupaten Aceh Singkil akan menjadi lokasi penyangga destinasi wisata super prioritas Danau Toba.

Sehingga dengan adanya rencana investasi Uni Emirat Arab (UEA) di Pulau Banyak tersebut, menjadi angin segar bagi masyarakat, dan pendukung pengembangan Aceh Singkil sebagai destinasi wisata super prioritas.

Namun sayang, pihak UEA tiba-tiba membatalkan rencana penanaman modalnya tersebut setelah beberapa kali turun meninjau lokasi Pulau Banyak, dengan alasan infrastruktur yang belum memadai.

Informasi pembatalan tersebut, sebelumnya disampaikan Duta Besar RI Abu Dhabi dan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika kepada Pemerintah Aceh yang dilayangkan melalui suratnya, pada 18 dan 19 Januari 2021 lalu.

Sementara rencana investasi tersebut akan dialihkan ke Pulau Sabang yang bisa diakses melalui Bandara Sultan Iskandar Muda (IM).


Terkait hal tersebut Ramadin Salah seorang Mahasiswa pemerhati Aceh Singkil mengatakan, Pembatalan Investasi oleh Uni Emirat Arab ( UEA) di daerah Aceh Singkil nampaknya menjadi pukulan besar bagi pemerintah Aceh Singkil.

Karena, dalam pembatalan investasi itu disebabkan akses dan infrastruktur yang tidak memadai, 

"Kami sebagai Mahasiswa pemerhati Aceh Singkil tidak dapat membantah dengan alasan tersebut," Demikian disampaikan Ramadin Mahasiswa Aceh Singkil kepada Media ini melalui pesan lirisnya, Sabtu (6/2/2021). 


Tidak bisa membantah alasan dari pihak UEA dikarenakan, pada dasarnya memang pembangunan infrastruktur kurang memadai walaupun jalan sudah dibuat.

“Namun pada nyatanya kalau kita lalui jalan di Aceh Singkil jauh dari kata cukup sebagai akses yang baik untuk dilalui, melihat masih banyak jalan yang berlubang dan bergelombang”, Ujar Ramadin.

Berbicara tentang tanggapan Bupati Aceh Singkil terkait gagalnya investasi oleh UEA yang disampaikan pada berbagai media bahwa tidak beralasan UEA membatalkan investasi dikarenakan faktor infrastruktur.

“Saya mahasiswa Aceh Singkil sangat menyayangkan dengan pernyataan tersebut”, tegas Ramadin.

Dikarenakan, kata dia, Bupati Aceh Singkil kurang memperhatikan jalan di Aceh Singkil, padahal kami yakin beliau sering melalui jalan yang bergelombang.

Kemudian terkait akses yang harus dilalui yang dinyatakan oleh Bupati Aceh Singkil.

“Saya rasa itu hanya gambaran jam, bukan gambaran saat melalui jalan tersebut”, terangnya.

Ia menyebutkan merasa lebih heran lagi dengan pernyataan Bupati yang mengarahkan perjalanan melalui Sumatera Utara.

“Memang kita tidak membatasi akses, namun hal yang harus kita perhatikan bagaimana masyarakat Aceh dan tentunya transformasi darat, udara dan laut merasakan dampak dari kemajuan prawisata Aceh Singkil”, tuturnya.

Yang kami rasa mungkin akan menambah lapangan pekerjaan untuk masyarakat. “Jangan sampai saya menilai Bupati Aceh Singkil tidak memikirkan masyarakat”, tegasnya.

Seharusnya, sambungnya, Bupati Aceh Singkil sadar diri dengan pembangunan yang di lakukan selama ini.

“Karna pembangunan Aceh Singkil semasa Dulsaza terkesan stagnan, Jadi jangan salahkan investor asing tapi mari berkaca dan introspeksi diri kenapa program ini bisa gagal”, imbuhnya.

Atau mungkin Bupati dan Wakil Bupati perlu bimtek ke luar daerah yang notabenenya daerah maju dngan infrastruktur nya lebih maju, sindirnya.

“Dengan ini mungkin saya menilai gagalnya investasi ke Aceh Singkil sebagai bentuk kegagalan pemerintah Aceh Singkil pada masa ini”, tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, terkait pembatalan Invesatasi Uni Emirant Arab (UEA) Ke pulau banyak, Bupati menyatakan merasa kecewa.

Ia menyebutkan bahwa sesungguhnya kegagalan itu tidak diterima oleh akal sehat masyarakat Aceh Singkil.

Ia juga menjelaskan bahwa pihaknya akan membicarakan langsung bertemu menko maritim dan investasi untuk menyampaikan tentang kegagalan itu (Ahmad)

Popular Posts