"Uang Terima Kasih" Penerbitan Ijazah UIN Raden Fatah Palembang

Himbauan larangan pungli, didepan salah satu Fakultas UIN Raden Fatah (Foto:Ans/Ma) 

Palembang, MA - Himbauan tidak ada pungutan liar, menjadi contoh UIN Raden Fatah menekan betul tindakan pungli di wilayahnya, namun beredar chat pengurusan penerbitan ijazah Oknum Wakil Dekan (Wadek) diduga lakukan pungutan duit terima kasih penerbitan ijazah, menjadi tanda tanya besar bagi semua pihak. 

Kepada Media Advokasi Ari (nama disamarkan) Alumni Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Patah Palembang menjelaskan bahwa dirinya termasuk mahasiswa yang ikut di wisuda pada Maret tahun 2018 lalu, namun dengan status lulus dengan catatan. 

Ari masih diwajibkan untuk melakukan perevisian kembali terhadap Skripsi yang ia buat agar ijazah bisa diterbitkan dan didaftarkan pada Dikti, namun karena lalai dan status pekerjaan, hingga saat ini belum diurus. 

Desember 2020 lalu, Ari mendapati pesan via WhatsApp mengenai proses pengurusan penerbitan "jalur khusus", disini ia ditawarkan untuk dibantu penerbitan ijazah terlebih dahulu baru kemudian lakukan perevisian skripsi. 

"Ada sekitar 80 orang yang ikut jalur ini, dan dibagi-bagi dalam beberapa kelompok dalam grup wa," Terang Ari. 

Ari menyebutkan orang yang saat itu mengurusi penerbitan ijazah merupakan salah satu mahasiswi yang mengaku sebagai tangan kanan dan suruhan oknum wakil dekan (Wadek) yang diduga membantu pengurusan jalur khusus ini. 

Dalam pesannya mahasiswi tersebut meminta uang terima kasih, 
"Jadi, ijazah sudah terbit dan inshaAllah sdah bisa di bagikan, tinggal verifikasi bae. Nah sehubungan dengan Duit Terima Kasih karna merka sudah bantu kito. Kawan biso vote kito biso kasih di nominal berapa, jangan sampe membebankan. Aku harapnyo jugo kito bisa becaro, secara kito di bantu buat penerbitan ijazah... " Salah satu pesan whatsapp yang dikirim oleh mahasiswi kepada Ari. 

Tak hanya itu, terkesan bukan kali ini saja, jalur khusus ini sudah berlangsung dari tahun sebelumnya. 

"... Catatan infonya dari yang tahun kemarin urus mereka kasih 350 k, dan kalo kito ngurus dewek d kampus kmren katonyo 200 k bisa habis.... " Lanjutan WhatsApp mahasiswi tersebut. 

Terkait adanya pungutan tersebut Media Advokasi mendatangi Wadek yang dimaksud, dengan tegas Wadek membantah pungutan yang dimaksud. 

"Tidak ada pungutan tersebut, untuk pengurusan penerbitan ijazah tidak ada biaya sama sekali," Ungkapnya kepada Media Advokasi saat ditemui diruang kerjanya, Kamis (21/01/21).

Wadek juga membenarkan jika pada Desember lalu memang ada pengurusan penerbitan ijazah. "Ada sekitar 70 sampai 80, kurang tau pasti itu yang untuk angkatan 2013 semua,". Terangnya. 

"Untuk pungutan itu bisa-bisanya mahasiswa aja," Tambahnya. 

Sementara itu, Kasubbag Administrasi Akademik, Karimim, S.Pd.I menjelaskan tidak ada program tersebut, "Mahasiswa wajib menyelesaikan Skripsi termasuk Revisi, untuk ikut wisuda dan juga segala bentuk administrasi kampus untuk penerbitan ijazah," Jelasnya. (Anshor) 

Popular Posts