Sekolah Tutup Pedagang PKL Mengeluh

Foto Siti Mariam saat lakukan Wawancara dengan pedagang kaki lima.

Media Advokasi.com Aceh Singkil.
Virus Corona atau Severe Acute Respiratory Sundrome Corona Virus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan covid-19 merupakan jenis virus yang menyerang sistem pernapasan manusia. 

Penyakit ini memiliki gejala yang tidak jauh berbeda dengan penyakit demam pada umumnya, seperti batuk, demam tinggi, flu, gangguan pernapasan dan yang paling fatal penyakit ini bisa menyebabkan kematian.

Pada sebagian kasus banyak pasien yang tidak memiliki gejala namun dinyatakan positif terpapar virus covid-19.

Hal ini tentunya membuat masyarakat semakin resah dan panik, karena lingkungan sekitar menjadi semakin tidak aman sekarang. Banyak perubahan terjadi dimasyarakat, baik dari segi aktivitas, bahkan ruang untuk beraktivitas. 

Fasilitas pelayanan publik banyak yang ditutup demi memutus rantai penyebaran virus covid-19. 

Di Indonesia, per tanggal Rabu (4/11/2020), jumlah kasus yang tercatat positif corona sebanyak 418.000 pasien, 349.000 pasien dinyatakan sembuh, dan 14.146 pasien dinyatakan meninggal dunia. Data tersebut di ambil dari 34 provinsi dan 418 kabupaten/kota di Indonesia. 

Kasus pasien terpapar virus corona di Aceh setiap hari semakin bertambah. Sejak per tanggal Rabu (4/11/2020) total warga Aceh yang terpapar virus corona adalah 7.482, sebanyak 5.351 pasien dinyatakan sembuh dan 272 pasien dinyatakan meninggal dunia.

Kepala dinas kesehatan Kota Lhokseumawe, dr. Said Alam Zulfikar (dikutip dari serambinews.com) menyebutkan jumlah warga di Kota Lhokseumawe yang terkonfirmasai covid-19 hingga hari ini, Minggu (1/11/2020) mencapai 285 orang. Hal ini membuat wilayah Kota Lhokseumawe masih berstatus zona orange (resiko sedang) terkait virus covid-19. 

Oleh karena itu, sejumlah sekolah yang ada di Kota Lhokseumawe masih ditutup dan masih menerapkan proses pembelajaran daring (dalam jaringan)/sistem online di rumah. 

Hal ini tentunya berdampak sangat besar bagi para murid, guru, bahkan para orang tua. Para orang tua harus siap siaga dirumah untuk membimbing anak-anaknya belajar di rumah. Tak hanya bagi para siswa, guru dan orang tua, tutupnya sekolah ini juga memberikan dampak yang sangat besar bagi para pedagang yang sering mangkal didepan gerbang sekolah.


-Dampak Ekonomi
Pemberlakuan sekolah daring/online tentunya berdampak positif bagi pemutusan rantai covid-19. 

Terlebih lagi di sekolah, banyak anak-anak yang masih dibawah umur dan tentunya sulit untuk mengarahkan mereka melakukan sosial distancing, menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan terkait covid-19. Sehingga pilihan belajar di rumah merupakan hal yang baik. Namun pemberlakuan sekolah daring/online juga memiliki dampak negatif yang dirasakan oleh para pedagang kecil. 

Jl. Samudera 1 Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe, merupakan salah satu area pendidikan yang terdapat banyak sekolah dasar (SD) dan juga sekolah menengah pertama (SMP). Sebelum covid-19 melanda, jalanan ini setiap harinya ramai dilalui oleh anak-anak sekolah dan juga para pedagang kaki lima yang berdagang disepanjang trotoar jalan dan didepan gerbang sekolah. 

Namun dikarenakan sekolah masih tutup maka sekarang jalanan itu menjadi sunyi, aktivitas berdagang terlihat sangat berkurang di area jalan ini. 

Banyak para pedagang kaki lima yang tidak lagi berdagang di jalan ini dikarenakan sepinya pembeli sehingga omset pendapatan selalu menurun disetiap harinya. Meskipun demikian ada beberapa pedagang yang masih bertahan untuk tetap berjualan didaerah ini karena merasa area ini merupakan tempat yang sangat strategis bagi usaha mereka. Salah seorang pedagang yang selalu berjualan didaerah ini adalah Pak Lili, sehari-hari nya Pak Lili menjual es teh manis dingin dengan varian rasa yang beragam dan banyak disukai oleh anak-anak sekolah. 

Akibat adanya pemberlakuan daring (dalam jaring)/belajar online, pada beberapa sekolah di Kota Lhokseumawe membuat Pak Lili mengalami penurunan pendapatan yang sangat signifikan.


 “ya benar, akibat adanya covid-19 dan penutupan sekolah-sekolah saya mengalami penurunan pendapatan setiap harinya. Biasanya banyak anak-anak sekolah yang mampir untuk membeli dagangan saya, tapi sekrang hanya ada beberapa orang yang melintas dan membeli dagangan saya, sebelum sekolah tutup biasanya saya mendapat keuntungan bersih sekitar Rp.200 ribu-Rp.250 ribu perharinya, sekarang hanya berkisar sekitar Rp.75 ribu-Rp.120 ribu perhari,” ujar pak lili dalam wawancara, Rabu (4/11/2020). 

Pemberlakukan pembelajaran daring dirumah memang salah satu langkah yang efektif bagi pemutusan rantai covid-19. Tapi disisi lain hal ini memerikan pengaruh yang kurang baik bagi pendapatan masyarakat, Khususnya para msyarakat dengan perekonomian menengah kebawah yang mata pencahariannya bekerja di luar rumah dan berdagang disekitar pekarangan sekolah.

Kondisi ini menjadi sebuah hal yang dilema antara mengatasi masalah kesehatan dan mengurangi dampak ekonomi bagi masyarakat. 

“akibat corona banyak hal yang berubah, semoga corona cepat berlalu dan keadaan kembali normal, sehingga anak-anak bisa kembali sekolah dan kami para pedagang kecil bisa kembali mencari nafkah seperti biasanya. Karena ini merupakan cara kami satu-satunya untuk menyambung hidup”. Harap pak lili.

Harapan pak lili tentunya juga sama dengan para pedagang kecil lainnya yang sering berdagang di depan sekolah setiap harinya, bahkan juga merupakan harapan seluruh masyarakat Indonesia. 

Dengan demikian pemerintah diharapkan dapat memberikan solusi terbaik bagi masyarakat. Selain dengan pemberian bantuan sosial bagi kalangan masyarakat kurang mampu tapi juga memberikan masukan yang bisa berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya saat terjadi bencana wabah seperti saat sekarang ini.

Masyarakat juga diharapkan bisa selalu mematuhi protokol kesehatan yang sudah dianjurkan oleh Kemenkes saat melakukan aktivitas di luar rumah, sehingga pemutusan rantai covid-19 ini bisa lebih maksimal. Semoga pandemi covid-19 ini segera berlalu.

Siti Mariam, Mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas Malikussaleh. Mengikuti Program KKN Penulisan Karya Pengabdian (KKN-PKP) Dibawah Bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan DR. IR. Halim Akbar, M.SI (Ahmad)

Popular Posts