Orang Tua Murid SD di Singkil Resah Karna Terlalu lama dilakukan Sekolah Tatap Muka

Sumber Foto: Kenal Aceh.

Aceh Singkil-Media Advokasi.com
Akibat lamanya belajar mengajar  tatap muka dilaksanakan tingkat Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Aceh Singkil  para orang tua atau wali murid banyak merasa resah. 

Hal itu disampaikan salah satu Orang tua murid di Singkil  Sarbini agam.

"Anak saya yang duduk di bangku SD kelas lima (V) terlalu lama sekolah tatap muka. Sehingga harus mengikuti belajar  online atau daring, namun saya merasa kurang mampu sebab aktivitas jadi terhambat saat menemani sikecil belajar",ujar Sarbaini Agam, salah seorang orang tua murid di Singkil Minggu (2/8/2020). 

Menurut Ketua KPA Wilayah Aceh Singkil itu, imbas pandemi atau wabah  COVID-19 orang tua tidak akan sempurna mendidik dan mengaku kewalahan membimbing sendiri anaknya belajar. Sebab katanya, selain tidak mampu pembelajaran juga sudah pasti tidak maksimal. Hal ini juga dirinya yakin dialami sejumlah masyarakat lainnya. 
"Untuk belajar versi online, tidak semua masyarakat berkemampuan membeli android, mengoperasikan gatget canggih alias gaptek, tambah lagi paket pulsa internet yang sangat memberatkan beban ekonomi", ujarnya. 

Selain itu,kata Agam, disaat mengajar, anak tadi pun manja sama orang tua, terakhir malas-malasan dan tidak serius belajar, akhirnya bikin gak sabar. Buat emosi kita aja, karena bukan itu aja kerjaan kita. 

Dari pada kasian anak-anak terus kita marahi kalau belajar, alangkah baik nya sudah saatnya dimulai belajar tatap muka di sekolah.

Banyak orang tua di pedalaman tidak bisa baca tulis dan harus mengajar anaknya. Belum lagi orang tua pun gak tamat SD,  ada pula  anak yang  sudah SMP. Macam mana pula tuh, ya gak maksimal pembelajarannya. 

Aceh Singkil merupakan kawasan zona hijau. Selama dua minggu SMP dan SMA sudah belajar dan Alhamdulillah aman. Termasuk dikawasan zona merah sampai saat ini anak-anak sekolah juga aman. 

Sehingga sudah saatnya murid SD bisa masuk belajar tatap muka di sekolah. Namun dengan konsekwensi tetap mematuhi protokoler kesehatan.
 
Dengan mencuci tangan dan pakai masker serta pemeriksaan suhu tubuh saat masuk dan pulang sekolah. "Kami tetap akan patuhi itu, ini bukan keinginan saya saja. Banyak orang tua lain juga merasakan hal yang sama, dan berharap anaknya bisa sekolah. 

Persoalan lainnya, sambungnya, adiknya juga kwalahan belajar dengan sistem dalam jaringan (Daring) untuk anaknya. Karena kondisi yang minim sehingga tidak memiliki sarana-prasarana android.

Sudah saya kasi android bekas-bekas, namun justru masalah lainnya tidak bisa mengoperasikannya, akhirnya terpaksa menumpang minta bantuan tetangga saat belajar, ujarnya yang mengaku khawatir dengan pendidikan anak-anak jika terus dilaksanakan pembelajaran Daring tersebut.

Agam berharap  pemerintah segera mengintruksikan sekolah-sekolah agar bisa segera kembali melaksanakan belajar tatap muka. Sehingga pendidikan mereka tidak hanya berharap dengan jaringan, tanpa bimbingan etika dan akhlaknya, tandas Agam. 

Disisi lain sebahagian Sekolah-sekolah tingkat SD di Aceh Singkil sudah mulai belajar tatap muka sejak jadwal sekolah SMP dan SMA namun dirumah guru tertentu. 

Kepala Sekolah SD di Aceh Singkil, berinisiatif memberikan kebijakan anak-anak sekolah tatap muka dirumah wali murid (Guru didik kelas) masing-masing namun kuota murid dikurangi sesuai protokok kesehatan dan dibagi dalam sif. 

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Aceh Singkil Khalilullah mengatakan, tingkat sekolah dasar (SD) sederajat masih belum dibenarkan untuk belajar tatap muka. Dan masih melaksanakan belajar jarak jauh atau belajar dari rumah (BDR).

Jika selama sebulan kegiatan belajar tatap muka SMP maupun SMA  aman dan dipastikan tidak ada yang terpapar, paling lama September sudah bisa masuk sekolah. Dan akan disesuaikan dengan petunjuk terbaru 4 Menteri berikutnya, sebutnya. (Ahmad)

Popular Posts