Proses Inventarisir perluasan Tanah Bandara Syekh Hamzah Fansyuri Aceh Singkil Baru Capai 8,16 hektar dari 13,6 hektar
Aceh Singkil-Media Advokasi.com
Lokasi rencana pembebasan tanah untuk perluasan landasan pacu pesawat (runaway) Bandar Udara (Bandara) Syekh Hamzah Fansyuri masih banyak tanah yang tidak diketahui siapa pemiliknya.
Harfin Kabid Pengukuran Dinas Pertanahan Aceh Singkil mengatakan kendala yang dihadapi dalam menginventarisir tanah ialah banyak tanah masyarakat yang tidak diketahui siapa pemiliknya.
"Dulunya dilokasi tanah perluasan bandara merupakan pemukiman penduduk, dimana mereka sudah pindah dan tidak tau lagi kemana mereka pindah,"Kata Harfin saat rapat Pembahasan rencana pembebasan tanah Bandara SHF di Oproom Kantor Bupati Aceh Singkil, Jum'at (3/7/2020).
Dinas Pertanahan Aceh Singkil kata Harfin sudah melakukan upaya publikasi pemberitahuan melalui media online, dan baru disahuti oleh dua orang pemilik tanah, "Ujarnya.
Jadi kata Harfin hingga kini proses inventarisir tanah masyarakat saat ini baru mencapai 8,16 hektar dari 13,6 hektar yang dibutuhkan untuk perluasan bandara.
"Luasan yang telah diukur kisaran sekitar 8,16 hektar, tersisa sekitar 5,44 hektar," Ungkapnya.
Kepala Desa Kampung Baru, Selamat mengatakan, dulunya di tanah yang akan dijadikan perluasan bandara tersebut merupakan Perkampungan Penduduk Pagar Alam. Mereka kini sudah berpindah ke Kampung Lae Mate di Subulussalam.
"Pendudukan sudah pindah ke Kampung Lae Mate di Subulussalam, rencananya bersama dinas terkait akan dijumpai ke Subulussalam agar jelasjelas, " Kata Selamat Keuchik Kampung Baru.
Sementara itu Asisten I Setdakab Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Junaidi mengingatkan kepada dinas terkait agar merumuskan terlebih dahulu anggarannya sebelum menentukan ganti rugi tanah.
"Dirumuskan anggarannya terlebih dahulu supaya jelas sebelum diumumkan ke masyarakat," jelasnya. (Ahmad)
