Diduga Pabrik Getah PT Jaya Media Internusa Isak, Telah Melakukan Pemotongan Timbangan Getah Masyarakat Linge
Foto: karung getah finus di lakasi PT Jaya Media Internusa.
Aceh Tengah-Media Advokasi.com
Diduga keberadaan pabrik getah PT Jaya Media Internusa Kampung Isak, kecamatan Linge kabupaten Aceh Tengah Prov Aceh, selama ini telah melakukan pemotongan didalam meninbang getah, hal itu di ungkapkan salah seorang narasumber sebutsaja AR kepada media ini, Selasa 07/07/2020.
Menurut AR, pihak pabrik getah PT Jaya Media Internusa
selama ini telah semena-mena melakukan pemotongan timbangan getah masyarakat," dalam perkarung dipotong 2 kg wajib dengan alalasan ada campuran air dan sampah daun pinus hal ini sudah disetujui masyarakat," kata sumber.
AR juga menjelaskan ada keanehan didalam pemotongan timbangan getah pinus tersebut, menunurnya ada yang dipotong 20 kg hinga 30 kg per-karnungnya, tentu ini telah membuat rugi penderes getah pinus di lokasi tersebut.
Kerugian masyarakat tersebut telah terjadi sejak 6 bulan belakangan ini, menurut sumber getah di bawa ke medan pada saat itu dengan dokumen dan ketentuan secara legal,dan tidak ada masyalah. Namun saat masuknya PT Jaya Media Internusa yang didirikan di Kampung Isak tersebut dinilai telah merugikan masyarakat Linge.
," Saat ini penderes getah sangat di rugikan dikarnakan banyaknya pemotongan yang terkesan sesuka hati pihak perusahaan,di samping harga per 1 kg nya juga dukumennya yang kutang jelas, hal ini tentu kami sebagai masyarakat bertanya-tanya dan berharap adanya campurtangan pihak Pemerintah Daerah kususnya Aceh Tengah agar kiranya dapat memantau keberadaan PT jaya Media Internusa,baik itu masalah Tenaga Kerjanya yang selama ini selalu memproritaskan Warga Negara Asing (WNA ) ketimbang putra daerah Linge sendiri," ucap AR.
," kami juga berharap kepada DPRK Aceh tengah untuk menyikapi segala halnya tentang PT jaya media internusa, agar masyarakat di seputaran PT tersebut dapat merasakan manfaat keberadaannya, dengan begitu tentu masyarakat di Kecamatan Linge dapat terbantu secara ekinomi," harap Ar. ( DIWI )