Bupati Aceh Singkil: Pelaku Usaha Wisata Wajib Ikuti Enam Standar Protokol New Normal Kesehatan
Aceh Singkil-Media Advokasi.com
Selama diberlakukannya Pola hidup normal baru (New Normal), Bupati Aceh Singkil Dulmusrid menegaskan bagi seluruh pengusaha pelaku wisata di Aceh Singkil agar dapat mematuhi dan mengikuti Enam Standar Protokol New Normal Kesehatan.
Dan agar selalu tetap waspada karena situasi pandemi covid-19 ini yang masih belum berakhir.
Untuk itu bagi pengelola wisata wajib memakai masker, menyediakan fasilitas cuci tangan, alat pengukur suhu tubuh (Themo Scan), "
"Dan menerapkan Social Distancing, serta membatasi jumlah tamu yang menginap di Objek wisata tersebut," Kata Bupati Aceh Singkil Dulmusrid saat hadiri kegiatan sosialisasi New Normal di Kepulauan Banyak Kabupaten Aceh Singkil jumat (19/6/2020).
"Menurut Dulmusrid pengunaan masker saat kini menjadi hal yang wajib saat berada di ruang publik, mencuci tangan sesering mungkin serta menjaga jarak ketika berada di keramaian sesuatu hal yang secara sadar harus terus kita lakukan".Ujarnya.
"Pengunaan masker kini menjadi hal yang wajib saat berada di ruang publik, mencuci tangan sesering mungkin serta menjaga jarak ketika berada di keramaian sesuatu hal yang secara sadar harus terus kita lakukan". kata Bupati
Sementara itu Sekretaris Gugus Tugas Covid-19, Mohd Ichsan mengatakan dalam pelaksanaan pola hidup normal baru produktif dan aman Covid-19 harus mengikuti protokol kesehatan.
“Semua komponen yang terlibat sebagai pelaku wisata, harus saling bekerja sama dalam pencegahan penularan wabah virus Covid 19," Kata Ichsan.
Kegiatan sosialisasi now normal yang digelar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus (Covid-19) yang d hadiri oleh Bupati Aceh Singkil Dulmusrid berlangsung di BUMDes Kecamatan Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil.
Adapun yang turut menyampaikan sosialisasi pelaksanaan new normal di kawasan wisata Pulau Banyak tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, (Disparpora), Edy Harono, dan Kepala Dinas Perhubungan Aceh Singkil Malim Dewa. (Ahmad)
