Tiga Tahun Siap Dibangun Pamsimas Desa Kuta Galuh Asli Sampai Sekarang Tak Berpungsi.

Photo: Tower Air Pamsimas Desa Kuta Galuh Asli Dibangun Dari Tahun 2017 Hingga Sekarang Belum Selesai, Bahkan Dipumpah Dari Belakang, Sangat Beresiko Bagi Warga Sekitar.

Media Advokasi.com, Aceh Tenggara  - Pamsimas merupakan program nasional penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat, tahun 2017 , Desa Kutagaluh Asli Kecamatan Lawe Bulan Kabupaten Aceh Tenggara, salah satu yang mendapat Pamsimas, dengan dana Rp 270 Juta lebih sumber dana APBN, dan ditambah dana sering Rp 32 juta rupih, dari dana desa tahun 2017, serta pengembangan air bersih, sumber dana desa tahun 2018 senilai Rp 103 Juta, tahun 2019 dari dana desa masuk lagi sebagai dana pemeliharaan pamsimas sejumlah Rp 58 jut, namun semenjak dibangun hingga saat ini tidak dapat dipunsikan, sementara anggaran setiap tahunnya ditambah terus.

Julkarnen mantan sekdes dan pernah menjabat sebagai kades serta tokoh masyarakat desa kutagaluh asli, pada Mediaadvokasi.Com, Jumat ( 15/5) di desa kuta aluh asli, mengatakan sangat kecewa terhadab oknum yang melaksanakan pembangunan pamsimas tersebut, karena panitia pembangunan pamsimas diawal perencanaan dulu dipilih oleh masyarakat dari kalangan masyarakat sendiri.
Photo: Seorang Bocah warga desa Kuta Galuh Asli Tanpa Menghiraukan Bahaya Menjunjung wadah Berisi Air Yang Diambil Dari Mesjid Desa.

Mungkin ada interpensi atau campurtangan dari oknum tertentu, dalam pengelolaan baik pekerjaan maupun keuangan apalagi dana sering yang Rp 32 juta tidak pernah diterima oleh panitia pamsimas dari pihak desa, sehingga pekerjaan semberawut dan pamsimas hingga saat ini tidak berpungsi dari pertama dibangun masyarakat jadi kecewa, padahal dana desa tahun 2018, untuk pengembangan pamsimas dimasukkan lagi senilai Rp 103 juta, ditahun 2019, masuk lagi senilai Rp 58 Juta, toh pamsimas sama sekali tidak berpungsi, berdasarkan haltersebut kita dapat kita duga pembangunan pamsimas desa kuta galuh asli merupakan anjang korupsi oknum tertentu, tegas julkarnen.

Tokoh masyarakat dari dusun rumah belin, yang enggan disebutkan identitasnya, sabtu ( 16/5 ) mengatakan kami warga desa merasa sangat kecewa karena sudah tiga tahun pamsimas itu selesai dibangun dari awal hingga saat ini tidak berfungsi, begitu banyak uang negara yang dihabiskan untuk membangunnya, tapi hingga saat ini pihak terkait didalamnya melenggang, seolah olah uang pembangunan pamsimas tersebut bukan uang negara atau uang rakyat melainkan uang pribadi.

Padahal masyarakat dusun rumah belin  sangat membutuhkan air bersih dari pamsimas karena air yang diambil dari rumah masyarakat melalui sumur bor (pantik) tidak bagus tidak dapat dikonsumsi untuk nyuci bajupun airnya tidak bagus atau kuning dapat berpengaruh pada pakaian, ujarnya.( IZ )

Popular Posts