Laksana Dogeng Sebelum Tidur, Jalan Desa Ketapat Bening - Pauh Bak Kubangan Kerbau

Foto: Kondisi Jalan Penghubung antar Desa Ketapat Bening - Desa Pauh Kecamatan Rawas Ilir Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan, Senin 25/05/2020.


MURATARA, MA- Bak kubangan kerbau kondisi jalan penghubung antar Desa Ketapat Bening - Desa Pauh Kecamatan Rawas Ilir Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) ketika musim hujan, 26/05/2020.

Rusaknya akses penghubung kedua desa tersebut nampaknya luput dari perhatian Pemerintah Kabupaten Muratara, sehingga masyarakat setempat menganggap kondisi dan cerita rusaknya jalan itu laksana dongeng sebelum tidur.

Berdasarkan informasi dihimpun wartawan Mediaadvokasi.com, kondisi jalan sampai saat ini masih tanah merah dan jika di guyur hujan selain licin juga berlumpur, sehingga sangat sulit dilalui kendaraan tanpa terkecuali kendaraan Double Gardan pun harus ektra berjuang ketika melintasi jalan tersebut.

Sementara jika kendaraan roda empat biasa memaksa melintas, maka harus siap untuk terhenti di tengah kubangan. Pasalnya terjebak lumpur dan harus di tarik oleh kendaraan lain agar tetap dapat melanjutkan perjalanan.

Menurut Alam (31) salah satu warga Desa Pauh I mengatakan, memang sudah menjadi polemik yang berkepanjangan akibat rusak dan berlumpurnya jalan penghubung kedua desa tersebut.

"Saat musim hujan seperti ini, jalan antar Desa Ketapat Bening - Desa Pauh hancur lebur banyak lubang, lumpur dan susah untuk dilalui, sehingga membuat masyarakat Desa Pauh kesulitan untuk keluar desa," ujarnya.

Dijelaskan Alam, jalan tersebut merupakan jalan negara. Namun sejak pembukaan awal jalan penghubung Desa Ketapat Bening - Desa Pauh, hingga saat ini pemerintah tidak pernah meningkatkan atau memperhatikan jalan tersebut.

"Kondisi jalan yang masih alami dan belum tersentuh pembangunan dari Pemerintah sejak pertama di buka sampai dengan saat ini. Melihat dan mendengar cerita masyarakat masalah jalan yang rusak itu, sudah seperti cerita dongeng sebelum tidur," ungkapnya.

Lain halnya dengan Riki (26) salah satu pemudik yang melintasi akses tersebut mengatakan, beruntung dirinya bersama keluarganya menggunakan kendaraan roda empat Double Gardan, sehingga dapat melintas.

"Seingat saya dari dahulu hingga sekarang kondisi jalan menuju Desa Pauh masih tanah merah, jika musim hujan ya seperti inilah, seperti kubangan kerbau. Untung saja kami memakai mobil Double Gardan, kalau pakai mobil biasa bisa saja lebaran dijalan, karena tidak bisa lewat selain licin dan berlumpur juga banyak terdapat lubang yang dalam," ujarnya singkat.

Hingga berita ini diterbitkan Pemerintah Kabupaten Muratara melalui Camat Rawas Ilir, ketika dikonfirmasi, Selasa 26/05 via handphone nomor 0813 7785 xxxx, ternyata nomor tersebut tidak bisa dihubungi. (AkaZzz)

Popular Posts