Komenitas Lingkungan Hidup: Komflik Gajah Dan Masyarakat Adalah Masalah Yang Selalu Diulas.

Media Advokasi.com Bener Meriah -Aceh.
 Komunitas Lingkungan Hidup Gayo (KLH) . Konflik Gajah dan masyarakat adalah masalah yang selalu di ulas terus menerus tanpa henti , akan tetapi potensi mengurangi konflik semakin sulit, hal itu dikarenakan habitat gajah di ambang kerusakan yang besar.

Tercatat dari tahun 2011 sampai dengan Desember 2019, konflik gajah dengan masyarakat terus terjadi sampai menelan korban jiwa dan kerugian material. 
Kawasan konservasi jalur gajah bukan saja meliputi Kab.Bener Meriah , Akan tetapi Kab.Aceh Tengah dan bireun juga termasuk dalam kawasan konservasi jalur Gajah. 

Khusus pemerintah Aceh tengah dan bener meriah seharusnya bekerja sama dengan serius dalam menyelesaikan permasalahan Gajah yang semakin urgent ini, Dari data yang dikumpulkan KLH Gayo jumlah Gajah liar yang tersebar yaitu 70 ekor di kawasan konservasi yang di backup oleh CRU das peusangan .

16/2/ 2020 KLH Gayo mengadakan diskusi bersama pihak Conservation Respons Unit (CRU) peusangan, dalam masalah solusi untuk menangani konflik.

Masalah konflik akan semakin sulit di selesaikan apabila gajah selalu di usir dengan kekerasan yang memojokkan Gajah. Setiap desa yang terkena konflik seharusnya dapat berkerja sama dengan pihak conservasi respont unit (CRU) Peusangan , agar mempermudah team CRU peusangan menggiring gajah ke kawasan konservasi. kata Pak Yusuf dalam keterangan tertulis, Minggu (16/2/2020). 

Pemerintah perlu memetakan dan membuat qanun khusus kawasan yang dilalui oleh gajah sebagai kawasan lindung, agar hutan habitat gajah tidak di rambah terus menerus oleh mafia perusak hutan, Tentunya Hal itu dapat mengurangi potensi gajah masuk ke perkebunan dan permukiman warga karena habitatnya tidak di ganggu. Kata zakiy Klh Gayo (16/2/2020).

Dalam diskusi itu, klh Gayo bertanya tentang metode yang di pakai oleh CRU dalam mengatasi gajah liar yang masuk ke permukiman warga. 

CRU memakai dengan cara pengiringan menggunakan Gajah jinak. Tercatat CRU memiliki 3 gajah jinak yaitu 2 jantan (rahmat & arjuna) 1 betina (ochin), sehingga dapat di simpulkan bahwasanya cara menggiring  gajah tidak sepenuhnya menggunakan mercun. Setelah melihat keadaan CRU di lapangan, mereka juga perlu tambahan anggota yang sanggup mem backup gajah dengan metode penggiringa.

Oleh sebab itu, demi penguatan upaya mengatasi konflik Gajah dengan masyarakat,  perlunya perhatian khusus dan serius dari pemerintah dalam mengatasinya, Terutama pemerintah bener meriah dan Aceh tengah yang harus  lebih memperhatikan orang yang bekerja dilapangkan, karena sangat banyak kekecewaan pihak lapangan pada pemerintah yang terkesan tidak serius, hal ini dibuktikan bahwasanya tercatat sejak tahun 2011 hingga Sd 2019  konflik gajah dan manusia terus terjadi, 8 orang sudah tewas dihabisi dan sudah 18 rumah di hancurkan oleh gajah liar. Apakah pemerintah hanya berdiam di dalam rencana kongkrit nya saja ? Klh Gayo (16/2/2020) (Red)

Popular Posts