Investasi Luar Negeri di Jabar Tahun 2019 Capai Rp. 137 Triliun

Bandung, MA– Sepanjang tahun 2019, investasi dari luar negeri yang datang ke Jawa Barat (Jabar) tercatat mencapai Rp.137 triliun. Jabar menjadi provinsi dengan nilai investasi terbanyak se-Indonesia.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan optimis pada tahun 2020 ini nilai investasi di Jabar akan jauh lebih baik dari tahun sebelumnya.

“Investor betah di Jabar, buktinya investasi kita terus naik setiap tahun,” ujarnya disela pengukuhan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar di Jalan Braga Kota Bandung, Jumat (07/02/2020).

Ia mengatakan , investor memilih Jabar sebagai lokasi untuk menanamkan investasinya karena terampilnya tenaga kerja serta produktifitas tenaga kerja yang lebih tinggi. Investor tidak terlalu mempermasalahkan besaran Upah Minimum Provinsi (UMP) atau pun UMK.

Ia mengatakan tahun 2020, pariwisata dan manufaktur akan menjadi pendorong investasi di Jabar. Disebutkan tahun ini akan masuk investasi dari Amazon senilai Rp.40 triliun, Hyundai senilai Rp.100 triliun dan pembangunan petrochemical di Indramayu senilai Rp.100 triliun.

“Kekuatan ekonomi Jabar ada dua, wisata dan manufaktur. Jabar itu 20 persen-nya Indonesia, jadi kami harap perhatian Bank Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi Jabar,” tuturnya.

Jawa Barat yang merupakan provinsi strategis bagi perekonomian nasional, dengan dominasi sektor industri pengolahan dan jumlah penduduk yang relatif besar menghadapi tantangan yang tidak mudah, antara lain karena dampak kondisi perekonomian global yang dirasakan langsung oleh Jawa Barat,” jelasnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Herawanto menyebutkan Jabar menjadi wilayah penting bagi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Meski diakuinya tahun 2019 terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi.

“Tahun 2019 pertumbuhan ekonomi Jabar mencapai 5,07% lebih rendah dibandingkan tahun 2018 senbesar 5,66% (yoy).

Ke depan, kegiatan pengendalian inflasi Jabar perlu terus diperkuat, meskipun pencapaian inflasi tahun 2019 relatif terkendali sebesar 3,21%. Berbagai program inovasi pengendalian inflasi daerah perlu disinergikan, disamping peningkatan awareness inflasi seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat.

Selanjutnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 dan tahun-tahun berikutnya, Bank Indonesia memandang bahwa upaya menjaga kinerja industri manufaktur perlu diprioritaskan agar kinerja ekspor dapat ditingkatkan.

Upaya ini dilakukan dengan terus menciptakan iklim usaha yang kondusif, memperluas pasar ekspor produk industri manufaktur, serta mendorong industri kreatif. Selain itu upaya mendorong investasi dan memperkuat daya beli masyarakat perlu dilanjutkan.

Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat akan terus berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mendorong investasi melalui West Java Investment Summit, mengembangkan UMKM melalui gelaran Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ) dan WUBI (Wirausaha Bank Indonesia).

Di samping itu Bank Indonesia terus mengakselerasi transaksi sistem pembayaran melalui implementasi program QR Code Indonesian Standard  (QRIS). (yon/jo)

Popular Posts