Tim Darud Donya Temui Ketua DPRK Banda Aceh, Terkait Penyelamatan Taman Poteu Jeumaloy.

Media Advokasi.com Banda Aceh. 
Tim Darud Donya yang diketuai Cut Putri, bertemu dengan Ketua DPRK Banda Aceh Farid Nyak Umar, terkait usaha penyelamatan Taman Poteu Jeumaloy, yaitu Situs Cagar Budaya Makam Sultan Sayed Jamalul Alam Badrul Munir Jamalullail, pada Rabu , 15/01/2020. 

Pada kesempatan itu Cut Putri Ketua Darud Donya juga menyampaikan surat untuk meminta dukungan DPRK Banda Aceh menyelamatkan Taman Poteu Jeumaloy.
Dalam suratnya kepada DPRK Banda Aceh, disampaikan bahwa Darud Donya telah menyurati Walikota Banda Aceh untuk meminta penertiban kawasan situs cagar budaya makam Sultan Sayed Jamalul Alam Badrul Munir Jamalullail.

Namun sampai sekarang surat tersebut belum direspon oleh Walikota, dan sampai saat ini Walikota belum berani bertindak menertibkan situs cagar budaya tersebut. 

Oleh karena itu Darud Donya secara resmi menyurati DPRK, dan meminta dukungan kepada DPRK Banda Aceh untuk mendukung Walikota agar berani menertibkan kawasan situs cagar budaya tersebut.

Sebelumnya Darud Donya telah menyurati dan meminta Walikota Banda Aceh untuk meninjau kembali kemungkinan keberadaan bangunan-bangunan liar di lokasi makam yang juga menghambat akses masuk ke situs makam dan mempersempit area makam Sultan Sayed Jamalul Alam Badrul Munir Jamalullail.

Juga meminta menertibkan apabila ada bangunan liar ataupun aktivitas yang menghalangi akses masuk peziarah dan mengganggu kenyamanan wisata religi sejarah di situs makam Sultan Sayed Jamalul Alam Badrul Munir Jamalullail.

Walikota juga diminta untuk merehabilitasi/memperbaiki kembali situs sejarah dan cagar budaya makam Sultan Sayed Jamalul Alam Badrul Munir Jamalullail yang telah rusak terbakar.

Selanjutnya Walikota diminta agar serius menjaga dan melestarikan semua situs sejarah serta cagar budaya di seluruh Banda Aceh dengan sebaik-baiknya.

Seperti diketahui, kawasan situs cagar budaya Taman Poteu Jeumaloy yang terletak tepat dijantung kota Banda Aceh ini memiliki area yang cukup luas, namun kini dipenuhi dengan bangunan-bangunan warga, toko, rumah-rumah warga, dll, sehingga cagar budaya ini berada diambang kemusnahan.

Bahkan beberapa makam bersejarah di Taman Poteu Jeumaloy yaitu makam Sultan Sayed Badrul Alam Jamalullail dan makam Ayahandanya Sayed Syarief Ibrahim Jamalullail yang semuanya merupakan cucu keturunan Rasulullah SAW itu, kini makamnya  telah hilang di semen di bawah lantai dapur kedai Bakso Hendra Hendri.

Parahnya lagi, di atas makam ulama alim itu dijadikan tempat meletakkan tungku pembakaran untuk memasak bakso.

Pada Tahun 2013 DPRK Banda Aceh menyampaikan lima rekomendasi kepada Pemko Banda Aceh, salah satunya yaitu DPRK meminta Walikota Banda Aceh supaya menertibkan Bakso Hendra Hendri karena disamping toko tersebut ada akses jalan ke Makam Raja-raja yang merupakan cagar budaya.

Selama Tahun 2015 , Warung Bakso Hendra Hendri sudah beberapa kali ditertibkan oleh Pemko Banda Aceh, namun tak lama setelah ditertibkan, penjual bakso membangun kembali atap kanopi permanen di akses masuk cagar budaya makam Sultan, dan tetap berjualan lagi di tempat itu sampai sekarang, seakan tak peduli dengan penertiban Pemko Banda Aceh yang sudah berulang kali.

Kemudian tepat di tanggal 12 Rabi'ul Awwal 1441 H yaitu Hari Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW  (9/11/2019), dapur Warung Bakso Hendra Hendri yang dibangun di atas makam cucu Rasulullah SAW itu dilanda kebakaran hebat dalam peristiwa kebakaran yang cukup membuat panik warga di wilayah padat pertokoan Jalan Moh. Jam Banda Aceh. Dapur dua lantai itu pun hangus terbakar habis tak bersisa dan bangunan makam Sultan Aceh pun ikut hangus terbakar.

Namun hanya dalam beberapa hari kemudian dapur langsung dibangun kembali dengan atap permanen, dan diatas makam Sultan Aceh cucu Rasulullah SAW tetap dipakai sebagai tempat meletakkan tungku pembakaran untuk memasak bakso.

Hal yang sangat memprihatinkan, seakan Aceh telah lupa dengan jasa-jasa para pahlawan ulama dan umara yang telah membangun Aceh dan menyebarkan Islam di Aceh hingga Asia Tenggara.

Ketua DPRK Banda Aceh mengaku amat miris dengan kondisi tersebut.
Ketua DPRK Banda Aceh pun menyatakan mendukung penuh perjuangan rakyat Aceh menyelamatkan Taman Poteu Jeumaloy.

Dalam kesempatan itu Ketua DPRK Banda Aceh langsung menandatangani Memorandum Penyelamatan Taman Poteu Jeumaloy, sebagai dukungan dan penyemangat kepada seluruh rakyat Aceh untuk terus memperjuangkan pembebasan Taman Poteu Jeumaloy.

Cut Putri Ketua Darud Donya bersyukur dan berterima kasih atas dukungan penuh ketua DPRK dan berharap dukungan ini dapat menggerakkan Walikota Banda Aceh agar berani menertibkan dan membebaskan kembali situs cagar budaya Taman Poteu Jeumaloy.

Ketua DPRK Banda Aceh berjanji akan mengambil langkah-langkah ke depan dan bersatu bersama semua rakyat Aceh untuk bersama menyelamatkan Situs Cagar Budaya Taman Poteu Jeumaloy, juga situs sejarah lainnya yang masih terbengkalai.

Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai sejarahnya. Maka warisan sejarah harus diselamatkan.
"Ingat sejarah, agar tak lupa arah" tegas Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar. ( Tika) 

Popular Posts