Peringatan Hari Santri Ke-5, Tu Sop Lantik PW HUDA Aceh Selatan


Media Advokasi.com Aceh Selatan.
Pemerintah Aceh Selatan Peringatan Hari Santri Nasional Ke-5 dan Pelantikan Pengurus Wilayah Himpunan Ulama Dayah (HUDA) Kabupaten setempat pada Kamis, (29/10) di Rumoh Agam, Tapak Tuan,  Kabupaten Aceh Selatan.

Acara ini diikuti oleh ribuan santri, Forkopimda, pimpinan Dayah, Tokoh agama dan pengurus PB Huda Aceh. Adapun pengurus Tanfidziah PW HUDA yang dilantik : Ketua Umum Tgk H Erli Safriza Al Yusufi, Lc, Sekretaris Umum Tgk Tamren Jr. ( Abi Cut) dan Bendahara Umum Tgk Abdul Munir.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk H M Yusuf A Wahab atau biasa dipanggil dengan sebutan Tu Sop melalui pesan WhatsApp yang dikirim ke redaksi pada Kamis (31/10) sore.

Tu Sop menyebut Pertama HUDA adalah representatif lembaga Dayah, Ulama dalam literatur sejarah kehadiranya mulai masa para sahabat, masa kekhalifahan dan masa kesultanan.
Dua ULAMA yang merupakan reproduksi Dayah pada zaman kesultanan Aceh masa lalu mampu memposisikan dirinya pada posisi yang tepat dan bisa berkaloborasi dengan kekuatan kekuasaan yang efek positifnya Aceh menjadi mercusuar Islam di Nusantara.

Bagaimana HUDA hari ini?
Tu Sop berharap HUDA hari ini harus belajar dari struktur peristiwa masa lalu, bagaimana memposisikan diri bermanfaat bagi para Ulama sendiri dan bermanfaat bagi orang lain.

"Saat ulama masa lalu berhasil memposisikan diri sebagai mercusuar Islam di Nusantara, di zaman demokrasi ini,  kita juga mampu mengembalikan Aceh sebagai Mercusuar Islam Nusantara lewat moments Aceh Lex Spescialis dan Aceh Lex Syariat Islam,". Kata Tu Sop yang juga Dewan Pembina Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI).

Tu Sop meminta PW Huda Aceh Selatan memerlukan sebuah aktifitas diluar pendidikan Dayah, hal yang paling urgen adalah HUDA mampu membangun struktur pemikiran berlatar belakang nilai 'aqidah, syari'at dan keilmuan dalam menghadapi era globalisasi. Lemah di pemikiran berdampak lemahnya perilaku dan sikap.
Sayangnya keilmuan dan kedisiplinan ulama masih lemah untuk mengintegrasikan nilai-nilai itu didalam kebijakan kekuasaan. Ujar Tu Sop Mantan Tim Asistensi Gubernur Aceh periode lalu.

Ia menambahkan dirinya siap berdialog dengan siapa saja, bahwa Islam yang komprehensif dan Kaffah apabila mampu diintegrasikan kedalam semua kebijakan, Insya Allah Aceh akan kembali menjadi mercusuar Islam di Nusantara secara demokrasi. Mari kita berfikir bersama untuk kemajuan HUDA nantinya. Tutup Tu Sop Pimpinan Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb merangkap Imam Besar Barisan Muda Ummat.

Wakil Bupati Aceh Selatan, Tgk. Amran, dalam sambutannya seperti dikutip Staf khusus Tu Sop Al Fadhal, Wabup mengajak para santri dan ulama untuk dapat bersama-sama memerangi narkoba. "Karena ancaman narkoba sudah sangat berbahaya yang mengancam generasi muda kita, peran aktif para santri dan ulama sangat dibutuhkan," tuturnya.

"Para santri di dayah selalu dididik agar mempunyai karakter yang baik. Untuk itu kita semua baik Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan akan selalu berupaya dalam proses perkembangan dan kemajuan dayah," kata Tgk. Amran.

Sementara itu Kadis Pendidikan Dayah Aceh Usamah El-Madny, dalam pidatonya menyebut  santri dayah adalah kelompok nasionalis religius. Artinya, jangan pernah menuduh santri dayah sebagai orang yang radikal. Pasalnya, santri di Aceh memilki rasa nasionalis dan cintanya kepada Tanah Air.

"Insya Allah sejarah akan berulang, para santri dan ulama dayah akan kembali berkontribusi penuh dalam memimpin Aceh,". Sebut Usamah

Usamah juga mengucapkan selamat kepada pengurus HUDA Aceh Selatan yang telah dilantik. Menurutnya, HUDA merupakan mitra srategis Pemerintah Aceh dan kabupaten kota di Aceh dalam mendukung proses pelaksanaan syariat Islam. Pasalnya, di Aceh tidak akan mampu terimplementasikan nilai-nilai syariat Islam jika tidak dibantu para ahlinya, yaitu ulama-ulama dayah.(*)

Popular Posts