Festival Budaya Daerah di Pijay Tampilkan Berbagai Permainan Tradisional


Mediaadvokasi.com Pidie Jaya-Aceh.
Video Rapai Pijay
Dalam rangka mengangkat kembali budaya tradisionil Aceh yang hampir punah,  khususnya di kabupaten berjulukan negeri Jafakeeh, Dinas Pendidikan setempat gelar Festival Budaya Tradisional Daerah, di lapangan Bola Kaki Meureudu, Senin 02/09/2019.

Hadir pada acara tersebut, kepala BPNB Aceh, sekdakab Pidie Jaya, kepala Dinas Pendidikan  Kabupaten Pidie Jaya berserta staf dan jajajrannya, para kepala SMP, pencinta budaya, group seni Rapai dan para siswa-siswi dari SMP yang mengikuti ajang festival tersebut.

Untuk memeriahkan acara, panitia pelaksana festival juga menyediakan berbagai hadiah kepada para pemenang festival dari berbagai cabang perlombaan.

Adapaun perlombaan yang digelar adalah sebagai berikut.
1. Lomba Main Galah, lomba ini berbentuk tim.
2. Lomba Jalan Gentet, perorangan.
3. Lomba Main Catur (cabang)
4. Lomba Permainan TarekLam Situk.
5. Dan lain- lain.

Kesemua cabang permainan tersebut memang hampir tidak kelihatan lagi di era milinial ini, padahal permainan tersebut merupakan warisan leluhur bangsa Aceh. Untuk itulah, Disdik Pidie Jaya mengembangkan kembali di bumi Jafakeeh agar generasi mengenang kembali betapa banyak permainan tradisional yang telah terlupakan.

Selain permainan tradisional yang ditampilkan pada festival tersebut, juga ditampilkan beberapa kreasi pencinta seni dan budaya, seperti pelukis yang mengabadikan lukisan-lukisan yang bernuansa sejarah, seperti kopiah kebanggaan Raja Aceh, Rumah Adat Aceh dan lain-lain.

Seterusnya pada stand budaya juga menampilkan berbagai hasil kreasi seni nenek moyang masyarakat Aceh, seperti, Bubee (sejenis perangkap ikan yang terbuat dari bambu),  Jengki ( alat penumbuk padi dahulu terbuat dari kayu, sebelum ada mesin gilingan padi), Guji (sejenis tempat penyimpanan air yang terbuat dari tanah liat tapi sangat kokoh) juga ada Gurau (sejenis Guci kecil tempat penyimpanan barang-barang berharga, seperti perhiasan emas, suasa para kaum bangsawan zaman dahulu). Semua itu adalah bahan peninggalan zaman Belanda yang juga hasil kreasi nenek moyang bangsa Aceh.

Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh yang bertugas di Aceh dan Sumatra, Irini Dewi Wanti, S.S, M.Sp merasa sangat tersentuh melihat permainan dan berbagai jenis barang peninggalan nenek moyang warga Pidie Jaya.

"Saya sangat terkesima dengan berbagai alat Tradisionil di Pijay, seperti Bubee. Dan juga Kesenian Rapai tadi. Insya Allah pada ajang festival nilai budaya tingkat Nasional pada bulan Oktober ini, kita akan menampilkan Rapai Bubee di Jakarta," ucap Dewi.

Sementara kepala Disdik Pidie Jaya, Saiful A Rasyid, M.Pd kepada advokasi. com mengatakan, tujuan festival ini  digelar adalah untuk memperlihatkan kepada generasi kita bahwa cukup banyak permainan dan budaya tradisionil kita yang telah terlupakan.

"Ini hanya beberapa cabang permainan saja yang kita tampilkan, masih banyak yang lain yang tidak kita tampilkan hari ini, namun yang perlu digarisbawahi bahwa budaya tradisional kita di bumi Jafakeeh perlu kita angkat kembali agar para geberasi kita mengetahui betapa banyak budaya kita yang hampir punah dimakan zaman," ucap Saiful.

"Zaman boleh saja berubah dan berkembang seiring dengan perputaran masa dan tehnologi, namun Budaya dan Seni di Pidie Jaya tetap harus bisa kita kembangkan. Tidak boleh terlupakan sekalipun di era milenial 4.0 yang semuanta serba internet dan on line ini," pungkas kadisdik Pijay.(Ismed)

Popular Posts