Bupati Garut Pimpin Rapat FGD Untuk Penanganan Dampak Kekeringan

Garut, MA-Bupati Garut memimpin acara Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka Strategi Penanganan dampak kekeringan dalam meningkatkan IP Tanaman yang dilaksanakan di Gedung Pameungkang Pendopo Garut, (12/9/2019).

Dalam acara tersebut dihadiri pula Sekda Garut Deni Suherlan, Kepala Dinas Pertanian Beni Yoga, Plt. Kadisdkominfo Diar Cahdiar, Kadis PUPR, para camat, dan para Kepala UPT Pertanian serta stikhoder pertanian.

Dalam pemamparanya Bupati Rudy mengatakan, penangan saat ini diutamakan di daerah area produksi terutama kebun dan sawah yang saat ini sudah sekitar 1000 – 2000 Hektar.

”Untuk itu kita akan membahas dalam FGD ini bagaimana jalan keluar untuk mengatasi kekeringan saat ini dan kedepannya,” ujar Bupati Garut.

Masih kata Bupati, saat ini Pemkab Garut telah menemukan beberapa sumber air baru yang akan kita olah dan bangun untuk memenuhi kebutuhan air saat terjadi lagi musim kekeringan.

”Insyaallah tahun depan kita bisa menggunakan 20 sumber air baru, tetapi untuk mengoptimalkan sumber air itu tentunya membutuhkan investasi yang sangat besar, Pemkab Garut akan menyediakan anggaran RP 10 Milyar untuk membangun itu.” terangnya.

Saat ini terang Rudy Gunawan, ada beberapa sumber air baru yang dapat digunakan dibeberapa kecamatan diantaranya di Malangbong, Pakenjeng, Banjarwangi, Singajaya dan Cisompet.

”Ada 10 sampai 20 titik air, tapi yang besarnya ada sekitar 5 titik. Apabila optimal kita bangun, tahun depan kita bisa menyelamatkan petani hampir 700 Hektar apabila musim kemarau kembali melanda kabupaten Garut,” tutur Rudy Gunawan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Beni Yoga mengatakan, apabila optimalisasi sumber air baru bisa dibangun, itu akan memberikan dampak positif bagi hasil panen petani.

”Dengan asumsi penyelamatan lahan 700 H, akan ada penambahan produksi hampir 5000 ton, perencanaan pembangunan optimalisasi sumber air itu sudah masuk, tinggal menunggu hasil pembahasan anggaran," ucap Beni.

Saat ini sambung Beni, ada ada 1200 H lahan yang mengalami Fuso dengan kondisi mutlak kekeringan karena tidak ada air.

”Nah sebetulnya, sebelum masa tanah petani sudah diingatkan bahwa dari data BMKG jangan menanam padi dan beralih ke Palawija, sehingga untuk gagal panennya kecil," pungkasnya.(yon/hanapi)

Popular Posts