Tangani Hoaks Perlu Kolaborasi

Kota Tasikmalaya,MA-Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam hal ini Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) kembali melakukan Sosialisasi Jabar Saber Hoaks, dan hari ini Rabu (31/07) dilangsungkan di Kota Tasikmalaya dengan mengambil tema: "Waspada Hoaks, Hindari Berita Tanpa Fakta".

Kepala Diskominfo Provinsi Jawa Barat Setiaji berharap, melalui sosialisasi Saber Hoaks ini masyarakat bisa lebih memahami dan mengetahui ciri-ciri berita maupun informasi yang belum tentu kebenarannya atau hoaks.

"Kita berharap dengan adanya sosialisasi hoaks ini, kita bisa mengenali ciri-ciri hoaks. Jadi jangan sampai kita langsung share tapi belum disaring, biasanya kita pingin buru-buru ngasih tahu seakan-akan kita paling tahu padahal yang kita share adalah berita tidak benar," ucapnya.

Setiaji berharap, para peserta sosialisasi yang berasal dari berbagai kalangan dapat berkolaborasi untuk meminimalisir hoaks. Hal ini sejalan dengan model kolaborasi yang sekarang diusung oleh Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil, sehingga berita-berita maupun informasi yang hoaks tersebut bisa dicegah bersama-sama.

"Harapan kita tentunya kita ingin hoaks-hoaks tadi berkurang, bahkan kalau perlu tidak ada lagi dishare," kata Setiaji dalam sambutannya.

Setiaji juga menyatakan bahwa penyebaran hoaks sebagian besar melalui sosial media, sehingga jika sosialisasi ini hanya mengandalkan pemerintah saja tentunya hasilnya tidak akan maksimal, apalagi jumlah warga Jawa Barat saat ini mencapai 50 juta, dimana sebagian besar memiliki media sosial.

"Media sosial cukup banyak dan penduduk Jabar saat ini 50 juta serta cakupan kita baru 1 juta artinya kita baru mencapai 1 juta warga di Jabar yang terinformasikan tentang hoaks ini," ujarnya.

Setiaji mengatakan, pihaknya mengharapkan agar semua masyarakat tercover informasi berita-berita baik. Dengan bantuan KIM, baik KIM Kota/Kabupaten maupun KIM Provinsi dan teman-teman relawan TIK, diharapkan bisa menyampaikan informasi-informasi tentang bagaimana ciri-ciri dari berita hoaks melalui metode penanganan hoaks yang lebih baik lagi.

"Biasanya sesuatu yang menggugah perasaan, kemudian ada kata-kata yang sangat ditonjolkan, terus kalau kita sudah mengetahui ciri-cirinya berharap tidak kita share tetapi justru kita informasikan bahwa berita ini tidak benar, dan kita perlu kolaborasi untuk itu," pungkasnya. (yon/Parno)

Popular Posts