Produk Impor Jor-Joran, Pekerja Tekstil Minta Segera di Selamatkan

Bandung, MA– Ribuan tenaga kerja tekstil berharap bisa kembali bekerja di perusahaan-perusahaan yang telah merumahkannya, Jutaan tenaga kerja lainnya berharap pemerintah segera menyelamatkan industry tekstil dan produk tekstil (TPT) Nasional.

Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Federasi Kesataun Serikat Pekerja Nasional (DPN FKSPN) Ristadi mengungkapkan, kondisi industri TPT saat ini sedang sekarat sehingga perlu perhatian pemerintah.

“Berdasarkan laporan anggota KSPN di berbagai daerah, PHK yang terjadi disebabkan stok hasil produksi di perusahaan sudah lebih dari tiga bulan tidak bisa terjual. Sehingga banyak perusahaan modal kerjanya tertahan dan tidak dapat membeli bahan baku. Barang impor membanjiri pasar, produsen lokal tidak dapat jual, tidak ada pesanan” ungkap Ristadi, kepada wartawan (14/8/19).

FKSPN meminta pemerintah segera turun tangan menyelamatkan industri yang berperan sebagai penyerap tenaga kerja dan penghasil devisa bersih bagi negara. “Ada sekitar tiga juta tenaga kerja di sektor tekstil yang harus segera diselamatkan” kata Ristadi.

Ia juga mengatakan di lapangan kondisi berbeda dengan cita-cita mulia pengembangan industri tekstil, barang impor masuk menggerus pasar domestik, sehingga PHK terus bertambah.

“Saya meminta pemerintah bertindak tegas, stop ijin impor baik API P maupun API U hingga akhir tahun, ijin impor ini yang menjadi biang kerok masuknya barang impor ke pasar lokal, sehingga pabik tak mampu bersaing jualan di pasar domestik, tandasnya.

Kondisi industri tekstil Bandung Raya (Bandung, Cimahi, Sumedang), produsen tekstil terbesar di Indonesia, menurutnya sedang kembang kempis. Sebab produk impor dengan harga murah terus membanjir. Puluhan ribu pekerja sektor tekstil sudah ter-PHK dan 40 ribuan dalam posisi dirumahkan / nasib kerja tidak jelas, dan jutaan pekerja sektor ini juga terancam PHK.

“Contoh riil di PT Panasia Dayeuhkolot Kabupaten Bandung yang dulu karyawannya mencapai 14 ribuan, kini sudah tutup. PT. IKM, PT. Unilon Banjaran dulu juga sempat tutup, lalu buka lagi, tapi sekarang tutup lagi,” beber Ristadi.(yon/bbc)

Popular Posts