SEEKOR ANJING YANG KURUS KERING DENGAN SEGUDANG AMBISI.

Ismail MA (wartawan Advokasi.com).

Opini.:oleh ISMAIL MA
(wartawan Advokasi.com)

Media Advokasi.com
Pada zaman dahulu kala, ada seekor anjing yang 'Beu eo Seue iet" (kurus malas) tinggal di sebuah gubuk tua yang sudah ditinggalkan pemiliknya. Anjing tersebut tiap hari cuma tidur melulu, malas sekali, kadang-kadang tikus yang lewat disampingnya juga malas diterkamnya. Hingga dia kurus kering.

Pada suatu malam, salah seorang penduduk kampung sebelah mengadakan hajatan (khanduri syukuran). Sudah merupakan adat dan tradisi apabila seseorang mengadakan khanduri syukuran atau hajatan, yang punya hajat mengundang beberapa warga untuk disuruh berdo'a bersama, tgk.imum (imam desa) adalah tamu istimewa yang diundang oleh yang punya hajat karena biasanya tgk imum yang memimpin doa.

Berita khanduri tersebut tersebar diseluruh kampung dan juga ke desa tetangga, tak terkecuali sampai ke telinga anjing-anjing disekitaran desa tersebut. 
Para anjingpun membuat pengumuman yang ditujukan kepada anggotanya para,getombolan anjing bahwa nanti malam ada khanduri di rumah si polan, maka diharapkan kepada seluruh anjing-anjing yang sudah tahu untuk saling mengabari kepada temannya yang lain yang belum mengetahui prihal khanduri.
"Diharapkan kepada teman-teman yang sudah tahu informasi khanduri agar memberitahukan kepada teman yang lain, bahwa nanti malam kita akan sama-sama berangkat ke rumah si polan, ada khanduri," pesan bos anjing yang merupakan ketua dari persatuan anjing desa tersebut.

Sambil berangkat sang ketua mengajak rombongan juga singgah ke gubuk yang yang ditempati oleh anjing kurus kering tadi dan mengajajnya bergabung ke acara,khanduri. Dengan perasaan agak malas akhirnya anjing tersebut ikut juga, supaya tidak dicap tidak ikut kawan oleh rombongan tersebut, sambil fikirannya menerawang apa itu khaduri. Karena ia memang belum pernah hadir.
Setiba disana kebetulan para undangan sedang makan bersama, sebagaimana biasanya sebelum acara doa bersama dimulai, tentu saja yang punya rumah menyuguhkan hidangan dan kepada para undangan. Saat itu belum ada adat Ala Perancis, tetapi masih secara hidangan. Dan rumah penduduk rata-rata rumah bertiang, bukan rumah permanen.

Maka sisa-sisa yang dimakan para undangan, seperti tulang belulang dan sisa lainnya, langsung di buang ke bawah rumah melalui celah lantai, yang disambut langsung oleh gerombolan anjjng yang memang sudah dari tadi menunggu di bawah.

Tak terkecuali, si anjing yang kurus kering tadi juga ikut berebutan dan menikmati lezatnya tulang-belulang. Tapi matanya melihat ke atas dengan perasaan yang sedih, ia melihat hidangan dengan lauk yang lezat, ikan, ayam goreng, ikan panggang dan berbagai lauk lainnya bertumpuk di depan manusia. Hanya sisa dan tulang-tulang saja yang dilempar ke bawah dan jadi rebutan kami, tapi lezat juga," fikir anjing kurus itu dan tiba-tiba terbersit di hatinya sesuatu yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

"Seandainya aku jadi manusia, tentu saja aku tidak mesti harus menunggu sisa sisa makanan yang dibuang ke bawah, karena nanti aku juga ada jatah sendiri tentu dengan nyaman aku bisa makan bersama manusia yang lainnya," fikir anjing malas itu dan langsung ia berdoa.
"Ya Allah, jadikanlah aku manusia, agar aku tidak harus menunggu sisa tulang-belulang untuk makanan aku," doa anjing tersebut dikabulkan Allah dengan satu syarat agar dia tidak boleh makan kotoran manusia.

Sebagai tamu di desa tersebut karena orang baru tentu ia bisa beradabtasi dengan baik di desa tersebut. Para penduduk merasa simpati dan memanggilnya dengan sebutan Pak Urban, yang artinya pendatang baru. Atas anjuran warga, Pak Urbanpun dinikahkan dengan salah seorang wanita warga desa itu pula. Mereka hidup bahagia, meski masih tinggal dirumah ayah si perempuan.

Singkat cerita, setelah beberapa kali dia datang lagi ke acara khanduri, dia kembali iri dengan hidangan makanan yang ada di depan Tgk. Imum (imam desa) yang isi hidangannya beda dengan undangan lainnya. Diapun berambisi menjadi imam, ia terus berdoa memimta kepada Allah agar dia jadi imam. Atas kehendak Allah, sang imam di desa tersebut meninggal dunia. Agar tidak kekosongan imam di desa tersebut masyarakatpun sepakat memilih pak Urban sebagai imam, sebab selama ini dia aktif di menasah dan sering memimpin Shalat berjamaah

Ambisi pak Urban ternyata tidak hanya di situ, karena pergaulannya setelah menjadi imam sudah meningkat, ia mulai kenal dengan lingkungan pejabat kecamatan dan kabupaten. Iapun berhasrat jadi bupati. Entah bagaimana caranya, dengan kehendak Allah ia terpilih sebagai bupati. 
Menjalani kehidupannya yang mulai gemerlapan dan mewah, kemana saja ia pergi selalu didampingi Ajudan dan tim pengawalnya dan dihormati. Sang istrinyapun mulai merasakan perbedaan hidup, dulu dia cuma anak petani biasa, bahkan sering ia mengupah (buruh) comot rumput di sawah padi orang lain di desanya.

Dan sekarang telah jadi istri bupati, kehidupannya juga tentu saja 360 derajat berubah seirama dengan para istri bupati lain, menangani PKK di daerahnya, menghadiri pertemuan-pertemuan dengan para ibu-ibu sekelas dia, yang akibatnya tentu saja ia dituntut berpenampilan lebih modern lagi.

Hal itu bukanlah kendala bagi seorang istri bupati, dengan mudah bisa ia lakukan karena ia rajin tiap seminggu sekali ke Beauty Saloon merawat diri, mulai dari perawatan muka, fitnes untuk membentuk tubuh agar lebih seksi dan segala macam yang kesemuanya ingin agar 
penampilannya lebih menawan dan lupa akan dirinya bahwa dulu ia cuma anak seorang petani desa yang miskin. 
Pergelutannya dengan kehidupan mewah dan glamour di lingkungan pejabat adalah hal biasa hingga tanpa terasa masa jabatan pak Urban sebagai bupati tinggal setahun lagi. Pak Urban kemabali memikir perjalanan karir ke depannya, imajinasi bermain kencang dan ia sama sekali tidak berniat lagi untuk mencalonkan diri jadi bupati priode berikutnya. Jadi bupati itu bosan, banyak aturan dari atasan. Maka bayangan dan ambisinya lebih berhasrat jadi gubernur. Diapun memohon doa agar Allah mengabulkan cita-citanya. 

Dengan mengatur strategi politik, narasinya lebih jenius dan pinter, dengan membaca siapa kawan dan siapa lawan. Yang kawan dirangkuli, yang lawan ditenggelami agar politiknya tidak hancur gara-gara secuil buih, kira kira begitu yang diprediksi sang bupati. Setelah memanggil para bawahannya yang setia mendampingi dan juga para pengikutnya yang setia dengan iming-iming janji kursi yang akan ditawar jika ia jadi gubernur nanti. Kemana-mana ia melobi dirinya agar dipilih jadi gubernur dengan berbagai strategi dan cara. Berapapun uang yang dibutuhkan ia tidak segan-segan mengeluarkannya.

Lewat kepiawainya dalam berkampanye, dan mengatur strategi politik dan atas kerja keras para para timses setianya, ia juga terpilih jadi gubenur. Tidak puas dengan posisinya sebagai gubernur, ia berambisi lagi dan bercita-cita jadi Raja (Perdana Mentri). Doanya dikabulkan Allah. Beberapa tahun ia menjadi PM, serta memenuhi janji-janjinya untuk menempatkan para timses dan pengikutnya pada posisi yang dijanjikan saat kampanye. 
Tapi saat ia sudah berada di puncak, sudah jadi orang besar, ia lupa sama sekali kepada teman setianya yang dulu, yaitu segerombolan anjing-anjing yang selalu makan tulang-belulang, bangkai serta kotoran manusia (berak). Padahal kemana-mana mereka sering bersama-sama, baik dalam mencari buruan, tikus dan lainnya, bahkan saat menikmati tulang-belulang pada rumah manusia yang punya hajatan mereka selalu bersama-s

Setengah priode ia menjadi petinggi di istana, ia kemabali punya ambisi lain, ia bosan jadi manusia terus, tapi ia kepingin jadi Tuhan agar ia bisa memimpin seluruh bumi dan isinya.
"Ya Alllah berikan aku jadi TUHAN" itu kata Pak Urban yang terakhir, karena spontan saat itu ia jatuh sakit.
Setelah berobat kemana-mana tapi sakitnya malah semakin farah. Istri dan dua orang putranya semakin cemas dengan kondisi ayahndanya. Bahkan siputri yang masih kecil selalu setia mendampingi bersama sang ibunda kemana saja pk Urban dirawat. 

Melihat kondisi sang PM yang semakin farah dan aneh, sang ajudan setianya mulai curiga, jangan-jangan pak Urban ada sumpah dulu, siapa tahu sebelum jadi pejabat ia pernah bersumpah, fikir ajudan. Tapi untuk menanyakan hal itu tentu ia tidak berani, namun ia berhasil membujuk istri pak Urban untuk mencoba menanyakan kepada suaminya, agar jika memang ada sumpah tentu mereka siap membayarnya sekalipun harus memakai uang negara.

Satu, dua sampai beberapa kali sang istri menanyakan kepada suaminya, sumpah apa yang pernah ia ucapkan dulu. Akhirnya, karena sakitnya yang kian kronis pak Urban mengatakan kepada istri.
"Tolong ibu ambil kotoran manusia (berak) segenggam saja, mungkin itu obat yang akan menyembuhkan saya," jelas Pak Urban dengan ragu-ragu dan malu. Tanpa buang waktu sang istri memanggil ajudan dan menyuruh ambil segenggam kotoran manusia di Bagan (WC) dengan catatan agar dirahasiakan kepada orang lain.

Setelah bahan tersebut (berak) dibawa oleh ajudan yang telah dibungkus dalam peti yang cukup rapi agar baunya tidak tercium orang lain. Sang ajudan langsung membawa ke dalam kamar dimana pak PM dirawat. Setelah dibuka, langsung dimasukkan ke mulut pak Urban yang sedang sekarat. Tapi apa yang terjadi?
Dalam sekejab kekuar suara "Khieng-khieng" (suara anjing) dan jasad pak Urban seketika berubah menjadi seekor anjing yang kurus kering.

Berita menghebohkan tersebut tersebar kemana-kemana, bahkan dalam hitungan menit telah viral ke dunia internasioanal.
Anak dan istri, para pengawal, pembesar dan semua menjadi malu, toh ayah, suami, pimpinan negara mereka berubah wujud menjadi seekor anjing.
Kesimpulan....!
Ambisi yang diluar batas, Allah akan murka. Dan yang melanggar sumpah serta tidak membayar (..........).

Allah Juga Murka. Sekalipun Allah telah mengabulkan perjalanan karirnya, tapi hanya sesaat. Setelah itu akan kembali kepada asal usulnya. Yang jenisnya Anjing tetaplah jadi seekor Anjing.
Tapi bersyukurlah atas karunia yang sedang kalian nikmati saat ini, memintalah yang baik, tapi yang sesuai dengan kodrat, keahlian dan kemampuan kamu. Perbanyak bercermin diri, walau sekedar melihat Siapakah diri kita.......! 

Penulis.
ISMAIL MA (wartawan Advokasi.com).
Di kutib dari isi Pengajian tahun 2002
di Botren Bandar Baro, Kecamatan Indra Makmu, Kabupaten Aceh Timur

Popular Posts