Manfaatkan Lahan Produktif di Musim Gardu, Petani Sarah Mane Siap Berswadaya Tanam Jagung
Media Advokasi.com, Kabupaten Pidie Jaya-Aceh.
Manfaatkan lahan produktif di musim tanam gardu, masyarakat tani gampong Sarah Mane, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya, sehabis tanam padi musim rendengan sepakat menanam jagung secara serentak. Amatan media ini di lahan persawahan mereka seluas kurang lebih 20 hektar, Rabu,12/06/2019.
Penanaman jagung pakan pasca tanam padi musim rendengan telah dibuktikan berhasil pada tahun-tahun sebelumnya. Mengulangi keberhasilan tersebut, para petani Sarah Mane tidak merasa ragu lagi setiap musim tanam gardu, selalu dimanfaatkan tanam jagung.
Penanaman jagung tersebut juga diburu waktu agar tidak terlambat saat memasuki tamam padi musim rendengan di akhir 2019. Makanya, jadwal tanam jagung dilakukan pada April 2019 kemarin dengan target panen Agustus 2019.
Beberapa petani Sarah Mane yang dihubungi media ini mengatakan bahwa kesiapan mereka dalam menanam jagung memang telah bulat, apalagi berdasarkan hasil musyawarah masyarakat tani di gampong tersebut.
Keseriusan masyarakat dalam menanam jagung mesti diapresiasikan, sebab mereka tetap melakukan penanaman tepat waktu sekalipun tanpa bantuan pemerintah.
"Sebenarnya kami tahu program pemerintah Pidie Jaya yang diprioritas di bidang pertanian yang dicanangkan bupati Aiyub Abbas dan wakilnya Said Mulyadi (bupati dan wakil bupati Pidie Jaya) untuk tahun 2019 adalah 3 bidang tanaman unggulan, yaitu Jagung Pakan Ternak, Bawang Merah dan Cabe Merah. Itu adalah tiga prioritas utama dibidang pertanian yang katanya akan dibantu petani oleh pemerintah. Katanya.
Tapi kami tidak akan sabar menunggu bantuan pemerintah jika harus mengorbankan waktu. Gara-gara nunggu bantuan benih jagung dari pemerintah, kami jadi telat waktu untuk tanam padi rendengan," sebut Nasruddin petani Sarah Mane.
Lebih lanjut Nasruddin mengatakan seharusnya pemerintah lewat ahli-ahli pertanian bisa meramal dan membaca keadaan, kapan saat yang tepat diberi bantuan agar petani bisa menggunakan sesuai iklim dan kondisi. Pemerintah harus cermat dan teliti mempelajari kondisi masa tanam gardu dan masa tanam rendengan, jangan asal beri saja. Jika masa tanam gardu tanpa bantuan tapi disaat musim tanam rendengan disalur bantuan jagung, apakah ini udah tepat guna? Nasruddin mempertanyakan.
Sementara ketua Kelompok Tani (Koptan) Sarah Mane, Jamaluddin menjelaskan sebenarnya masyarakat tani telah mengajukan proposal untuk bantuan benih jagung untuk sarah mane seluas 20 hektar dan telah ditandatangani sekitar 30 petani yang siap tanam jagung. Namun karena pengadaan benih dari pemerintah pusat lewat dinas pertanian Pidie Jaya baru datang ke Pidie Jaya di awal Juni 2019, maka masyarakat tidak mau menunggu, karena akan membuang waktu saja, hingga saat memasuki musim tanam rendengan mereka akan terlambat tanam padi.
"Dikarenakan bantuan benih jagung baru datang di bulan Juni, sedangkan kami harus sudah siap tanam jagung akhir April, karena target panen bulan Agustus, maka kami tunda saja mengaju proposal sekalipun sudah ditandatangani puluhan petani jagung. Seperti biasanya, kami tetap berswadaya saja," ucap Jamaluddin.
Sementara kadis Pertanian dan Pangan Pidie Jaya, drh. Muzzakir M menanggapi persoalan lambatnya benih jagung yang datang dari pusat itu semata-mata terlambatnya adminitrasi di pusat.
"Terlambatnya datang benih jagung bantuan ke Pidie Jaya, itu bukan kesalahan kami, tapi proses pengadaan dan perusahaan yang menang tender harus melewati berbagai mekanisme," ucap Muzzakir.
Dikatakan Muzzakir, memasuki program baru di era milenial saat ini semuanya memasuki perubahan, baik sistem maupun data.
"Tahun lalu kita masih menggunakan sistem pada 3,6 sedangkan sekarang di era milienial telah memasuki ke revolusi industri 4,0. Jadi semua input data terpaksa berubah kembali. Namunpun demikian, kami akan mempelajari kembali agar bantuan pemerintah kepada petani, bisa kami gulirkan tepat waktu dan juga tepat sasaran," pungkas Muzzakir.(Ismed)
