BNNK Gelar Rapat Kerja Dalam Rangka Sinergi Program Pemberdayaan Alternatif Dengan Stakeholder.

BNNK Gelar Rapat Kerja Dalam Rangka Sinergi Program Pemberdayaan Alternatif Dengan Stakeholder.


Gayo Lies, MA - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Gayo Lues menggelar kegiatan rapat kerja dengan stakeholder dalam rangka sinergi program pemberdayaan alternatif, Rabu (22/05/19) di Hotel Nusa Indah Blangkejeren.

Dihadiri oleh 30 peserta, diantaranya Wakil Bupati Gayo Lues, Forkopimda, Kabid P2M BNNP Aceh, Plt. Kepala BNNK Gayo Lues, beberapa kepala SKPK, KPH 5, beberapa Camat, beberapa Danramil, beberapa Kapolsek, dan beberapa pengulu.

Kepala BNNK Gayo Lues Zulkarnaen, S. Ag dalam laporanya mengatakan, maksud dan tujuan kegiatan rapat kerja dalam rangka sinergisitas program pemberdayaan alternatif bersama stakeholder ini adalah menyatukan persepsi dalam pelaksanaan program alternative development kedepan yang bersinergi.

"Kami berharap para peserta mengikuti kegiatan ini secara bersungguh-sungguh karena dalam kegiatan ini kita lebih banyak berdiskusi agar tidak terlalu monoton," kata Zulkarnaen.

Wakil Bupati Gayo Lues H. Said Sani dalam sambutannya pada acara pembukaan mengatakan, Gayo Lues dikenal dengan daerah penghasil ganja, salah satu ganja berkualitas di Indonesia bahkan dunia. Ganja dulunya merupakan tanaman yang biasa digunakan untuk melunakan daging dan penyedap makanan. Namun seiring waktu ganja sering disalahgunakan sehingga keberadaanya diharamkan oleh agama dan dilarang oleh pemerihtah. Karena mungkin petani ganja ini memiliki pemikiran (mindset) yang berbeda dengan kita sehingga mereka masih melanjutkan pekerjaanya.

"Ini sebenarnya masalah kesejahteraan, masalah ekonomi dan kehidupan masyarakat di pelosok desa, namun dengan adanya dukungan, partisipasi dan sokongan dari pihak luar akhirnya ganja masih saja ditanam padahal sere wangi dan nilam harganya jauh lebih mahal dan lebih mudah dikerjakan," kata H. Said Sani.

Ganja penuh dengan tantangan berat dan beresiko besar, kata H. Said Sani, ditanam dihutan belantara diintai oleh binatang buas, kerja ekstra keras, belum lagi harus berurusan dengan aparat hukum namun begitu tetap juga ditanam. Tentu ini ada yang salah maka itu perlu kita bahas, mari kita sosialisasikan dan motivasi petani ganja. Ini ada program pemerintah yang disebut program 'alternatif development mari para stakeholder untuk membahas dan mencari solusi. Seperti Dinas Transmigrasi mari kita buka lapangan kerja, dinas pertanian juga dengan programnya mari kita sentuh petani ganja dengan program yang lebih baik dari tanaman ganja.

"Saat ini bukan saja ganja yang memprihatinkan bagi kita semua, akan tetapi sabu-sabu yang datang dari luar daerah ini jauh lebih memprihatinkan lagi. BNNP Aceh mari kita perketat pemeriksaan dan penjagaan di perbatasan. Masyarakat hanya sebagai kurir saja namun toke besarnya ada diluar sana yang mampu mengkoordinir anggotanya menyalurkan sabu. Namun yang menjadi korban tetap masyarakat, baik kurir maupun pemakai/pecandu," lanjut Wakil Bupati.

Sementara itu Kabid P2M BNNP Aceh Masduki dalam diskusi memaparkan, di rumah sakit lebih gampang mengobati orang gila karena kalah pilkada daripada gila karena narkoba. Gila karena pilkada urat syarafnya mereng atau bergeser, tapi gila karena narkoba urat syarafnya terputus. Oleh karena itu BNNP Aceh mengajak seluruh elemen masyarakat dan seluruh stakeholder bekerjasama menuntaskan narkotika di Aceh.

"Kedepan kita akan mengadakan pelatihan bagi petani ganja agar bisa beralih ke profesi lain, namun ternyata di Gayo Lues ternyata sudah melakukan itu. Ini bagus sekali," kata Masduki.

Kopi Agusen sudah kita pamerkan di Wina dan habis terjual, kata Masduki, artinya program alternative development ini sudah berhasil. Dan tanggal 26 Juni 2019 kita mendapat undangan memamerkan prodak kita lagi. Kita berkesempatan memamerkan hasil kita ke masyarakat internasional. (Hendri)

Popular Posts