Bantuan Cowbin Distan Pangan Pijay ke Sarah Mane, Tepat Guna dan Sasaran

Cowbin pemotong Padi di Sarah Mane.

Pidie Jaya, MA - Kelompok Tani "Beuna Harapan" Sarah Mane Kecamaran Meurah Dua, Pidie Jaya langsung memanfa'atkan bantuan Dinas Pertanian Pidie Jaya, berupa hand tracktor (cowbin) mesin pemotong padi untuk memotong padi di persawahan gampong tersebut. Pantauan langsung media ini ke persawahan Sarah Mane, Selasa 02/04/2019.


Bantuan pemerintah Pijay dari dana APBN 2017 tersebut yang diserahkan melalui Dinas Pertanian dan Pangan Pidie Jaya merupakan bentuk bantuan yang bisa digolong bantuan Tepat Guna dan Tepat Sasaran (TGTS) Sebab, hari pertama dibawa pulang hand tracktor tersebut, langsung dimanfa'atkan untuk memotong padi milik masyarakat setempat dengan ongkos potong dibawah rata-rata, dan masyarakat tani setempat juga benar-benar membutuhkan cowbin tersebut.

Tumpukan padi hasil pemotongan mesin cowbin.
Seperti lazimnya ongkos potong padi dengan tracktor "kubota" di Pidie Jaya rata-rata Rp.700.000- Rp.800.000/Naleuh (0,4 hektatr). Namun kelompok tani Sarah Mane mematok ongkos cuma Rp. 600.000/Naleuh, hal ini dilakukan untuk meringankan beban petani di gampong tersebut.  


pemotongan padi

Bendahara Kelompok Tani "Beuna Harapan" Sarah Mane, Edi yang akrab disapa Bang Edo, kepada media ini mengatakan bahwa dengan ongkos potong termurah yang  dilakukannya adalah untuk membantu petani.


"Kita ambil ongkos sejumlah itu tentu lewat musyawarah kelompok (Mupok) dengan berbagai pertimbangan. Diantaranya, petani padi di desa kami rata-rata petani miskin. Dengan mengambil ongkos yang rendah ini tentu akan membantu mereka dalam pengeluaran bea operasionil panen, mengingat Harga Padi juga murah. Lagi pula mereka itu adalah petani desa kita sendiri. Tapi apabila ada mesin pemotong lain yang masuk ke kawasan persawahan kita, mereka juga harus mematok dengan ongkos yang sama. Tidak boleh kurang apalagi lebih," ucap Bang Edo.

Masih menurut bang Edo, kuota kerja mesin cowbin ini dalam satu hari antara dua dan tiga Naleuh, hal itu disebabkan kondisi sawah tersebut berada di lereng bukit yang petaknya sangat kecil-kecil. Dalam satu Naleuh kadang-kadang sampai 15 petak. Jadi waktu kinerja kita terkuras pada pelompatan benteng-benteng petak sawah, jelasnya.

"Ongkos potong dari petani yang telah kita patok sedemikian hanya berlaku di desa kami sendiri untuk panen tahun ini, sedangkan tahun berikutnya kita ikuti perkembangan. Tapi apabila cowbin itu bekerja di desa lain (luar desa), ya kita tetap ikut aturan desa orang lain," pungkas Edo. 

Sementara kepala Dinas Pertanian dan Pangan Pidie Jaya, drh. Muzzakir lewat media ini mengharapkan agar masyarakat tani dimanapun, terutama Sarah Mane yang sudah mendapatkan cowbin pemotong padi, bisa memanfa'atkan bantuan ini selayaknya dan merawat dengan baik. Jangan sampai dijadikan "Besi Tua" di belakang rumah (gudang).

"Mesin ini bukan milik kami dari dinas pertanian. Kami hanya menjalankan amanah dari pemerintah untuk memberikan kepada petani, semoga bisa bermanfa'at untuk petani, terutama saat panen padi," ungkap Muzzakir.

Kepada kelompok tani Sarah Mane, kadis Muzzakir juga berharap agar dengan bantuan tersebut bisa membantu petani di desanya.

"Ini adalah bukti apresiasi kami dari Dinas Pertanian terhadap kepatuhan petani Sarah Mane yang mau menggalakkan program serentak awal 2019 lalu," pungkas Muzzakir. (Ismail Alfatah)

Popular Posts