Warga Desak Pemerintah Soal Pembangunan Drainase



Bandung, MA - Kurang memadainya drainase yang ada di seputar Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung dianggap jadi salah satu penyebab banjir selama musim hujan ini. Kondisi drainase yang mengalami penyempita, dangkal bahkan penuh sampah membuat aliran dari genangan air di jalan-jalan jadi tersumbat.

Terlebih saat ini perbaikan trotoar jalan malah yang lebih diprioritaskan. Namun pembuatan trotoar yang dicor beton tersebut, malah akan menambah parah genangan air di jalanan.

“Sebenarnya yang harus lebih diprioritaskan itu perbaikan drainasenya dulu sebelum trotor diperbaiki. Kalau trotoar dibangun duluan, nantinya malah akan lebih menyulitkan lagi untuk normalisasi drainase yang ada. Masak kan nantinya harus membongkar dulu cor-an trotoarnya kalau mau mengeruk drainase? Mending kalau trotoarnya berupa palt deker,” ungkap salah seorah tokoh Kecamatan Majalaya, Asep Gunawan kepada wartawan (13/3/19).

Menurut Asgun, sapaan Asep Gunawan, selama ini drainase Majalaya banyak terabaikan. Maka tak heran jika dilanda hujan sebentar saja, banyak genangan air terjadi di setiap ruas jalan.”Seperti di depan Griya Majalaya itu kan kalau hujan sebenat sudah banyak genangan air, akibat drainasenya kurang berfungsi,” sebutnya.

Asgun mengaku program normalisasi drainase sebenarnya sudah sering diajukan dalam musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) baik di tingkat desa maupun kecamatan. Namun ia pun menyayangkan yang selalu didahulukan terealisasi malah perbaikan trotoar.

“Masyarakat sempat ajukan normalisasi drainase yang menghubungkamJalan Tengah di depan Griya sampai Jalan Kondang kira-kira sepanjang 300 meter, tapi tetap saja yang didahulukan ternyata perbaikan trotoar. Kami berharap agar anggaran untuk trotoar itu dialihkan saja di anggaran perubahan, diganti dengan program normalisasi trotoar,” kata dia.

Senada dengan Asgun, Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Bandung, Yayat Sumirat mengatakan dari 1.142 km jalan bertatus milik Kabupaten Bandung, hanya sekitar 30% yang memiliki drainase.

“Hanya 30 persen yang ada drainasenya dari panjang jalan tersebut. Itu pun banyak yang tidak berfungsi atau kondisinya dalam keadaan tidak baik,” ungkap Yayat di Gedung DPRD Kabupaten Bandung. Akibatnya, imbuh Yayat, wajar jika setiap turun hujan terjadi banjir cileuncang.

Selama ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bandung hanya melakukan perawatan, tidak pernah dilakukan pembangunan drainase baru dan perbaikan.

“Sekarang kan jalan banyak yang dibeton dengan ketinggian antara 15 hingga 30 sentimeter. Dengan kondisi eksisting rumah sejajar dengan jalan, air dari badan jalan jadi masuk ke dalam rumah. Termasuk rumah saya kebanjiran terus gara-gara jalan dibeton dan enggak ada drainasenya,” tutur Yayat.

Selain itu banjir cileuncang tersebut juga kerap merendam jalan aspal sehingga memperpendek usia jalan dan mempercepat rusak. Kondisi tersebut menurutnya terjadi hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Bandung.

“Untuk itu kami mendorong Pemda untuk pembangunan drainase dengan mengalokasikan anggaran menambahkan 30-50 persen. Untuk drainase saja sekitar Rp 40 miliar,” tandasnya. (yon/bb)

Popular Posts