DSI Pidie Jaya Gelar Acara Sosialisasi Tahunan

H. Anwar, MA (narasumber pada acara tahunan yg digelar dinas syariat Pidie Jaya.

Pidie Jaya, MA - Sosialisasi Pembinaan Akhlak kanak-kanak yang meranjak remaja merupakan acara Tahunan Dinas Syariat Islam Pidie Jaya, dan mungkin juga di daerah yang lain di bumi Serambi Mekkah. Memasukai awal Tahun Ajaran 2019/2020, Dinas Syariat Islam (DSI) kabupaten Pidie Jaya, gelar sosialisasi tersebut, di aula Bappeda Pijay, Kamis 15/03/2019.

Para siswa se SLTA Pidie Jaya, mengikuti sosialisasi Pembinaan akhlak remaja yang Dinul Islam secara khaffah di Pidie Jaya.
Acara pembinaan akhlak dan moral remaja Islam tersebut dubuka oleh Asisten 1 H. A. Syakur mewakili bupati Pidie Jaya, dihadiri oleh Pejabat kabupaten Pidie Jaya, Kadis DSI beserta Staf, kabid, kasi dan dinas terkait. Para dewan guru serta siswa SLTA Pidie Jaya,  yang melilputi,  SMA, SMK dan Madratsah Aliah.

Asisten 1 A. Syakur pada pembukaan menegaskan bahwa didalam membina akhlak para anak-anak dan remaja kita yang yang islami, tidak lepas dari bimbingan dan pengawasan para orang tua masing-masing.

"Didalam membina moralitas remaja kita supaya mereka tidak terpengaruh oleh pengaruh-pengaruh negatif dan hal-hal yang bisa merusak moralitas anak, maka peranan orang tua lebih diutamakan. Hal ini adalah melalui didikan sehari-hari di rumah disertai pengawasan yang tunggi. Daya kontrol orang tua yang tinggi, sehat dan bijak sangat diutamakan. Sedabgkan para guru, hanya mendidik dan membina saat sianak di sekolah,"
ucap A.Syakur.

Sementara Ostazd H.Anwar, MA selaku pemateri utama dalam wejangannya menjelaskan secara global langkah-langkah yang dilakukan oleh orang tua juga para guru di sekolah.

"Dizaman yang serba maju ini atau yang lebih populer disebut Era Millenial 4.0 merupakan era yang sangat mudah dan murah, tapi memiliki makna tersendiri. Dimana, dengan pesatnya perkembangan zaman dan canggihnya dunia informasi dengan berbagai kemudahan telah membuat remaja kita banyak yang keliru memanfaatkannya. Akibatnya, kemajuan tehnologi yang seharusnya bisa kita ambil keuntungan malah sebaliknya menjadi petaka bagi remaja kita. Semua itu disebabkan kita keliru memanffatkan tehnologi tersebut.
Dari itulah, PR bagi kita selaku orang tua dan juga dewan guru untuk memberi pemahaman dan pembinaan agar mereka tidak keliru memanffatkan tehnologi," ungkap Ostazd Anwar.

Sungguh menarik dengan bahasan yang dikupas oleh H. Anwar karena menjelaskan langkah-langkah dan contoh-xontoh yang harus dilakukan para dewan guru dalam membimbing siswa-siswinya untuk menjauhi pergaulan yang bisa merusak citra islam itu sendiri. Artinya, pembinaan Akhlak Remaja harus benar-benar Dinul Islami secara Khaffah.

Khaffah bermakna penerapan syariat yang islami itu harus dilaksanakan bukan cuma teori saja, tapi harus secara praktek di dalam kehidupan sehari-hari, baik itu di rumah, di sekolah dan juga di keramaian.

Sebab menurut H. Anwar, antara zaman dahulu dengan sekarang sangatlah beda tata cara pergaulan remaja. Kalau dulu, kata H. Anwar, sudah menikah saja, tapi belum selesai pesta (adat) pengantin laki-laki tidak dibenarkan menginap di rumah siperempuan, padahal secara agama mereka telah sah sebagai suami istri dan bebas bergaul. Tapi begitu kuatnya adat hingga bisa mengatur sedemikian rupa. Tapi itu dulu. Lalu bagimana dengan saat ini? Belum apa2 sudah bisa nginap di rumah siperempuan. Dan itu bukan suatu yang langka lagi, imbuh H. Anwar.

Langkah utama dalam menerapkan Dinul Islam secara Khaffah untuk membina akhlak dan moralitas generasi kita (anak-anak kita) adalah dengan menjaga pergaulan remaja. Di sekolah misalnya, seyokyannya harus bisa dibatasi pergaulan antara siswa dan siswi, misalnya mencegah siswa-siswi duduk bergabungan satu meja di kantin, pustaka dan ruang-ruang yang tertutup. (Ismail Alfatah)

Popular Posts