Walikota Bandung, Oded : Bandung Lautan Sampah Jangan Sampai Terulang

Walikota Bandung Oded M Danial

Bandung, Media Advokasi-WaliKota Bandung, Oded M. Danial berusaha agar program Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan Sampah (Kang Pisman) menjadi budaya warga Kota Bandung. Untuk menuju ke arah tersebut, perlu kolabroasi antara p
emerintah, masyarakat, dan juga pengusaha.

"Permasalah sampah tidak bisa terselesaikan oleh satu pihak. Perlu banyak kolaborasi bersama. Hari ini, di Kota Bandung banyak perusahaan ataupun BUMD (Badan Usaha Milik Negara) yang proaktif yang mendukung secara penuh program Kangpisman melalui program CSR, tetapi tetap peran serta masyarakat menjadi poin penting. Sehingga Kang Pisman menjadi budaya," ujar wali kota saat meresmikan Bank Sampah dan Taman The Gade Clean and Gold di RW 07 Sukaasih, Kelurahan Sindangjaya, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Sabtu (1/12/2018).

Wali kota mengaku tak ingin Kota Bandung kembali mengalami masa kelam saat sampah tak bisa diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Hal itu seperti yang terjadi di tahun 2015 lalu. Maka solusi yang terbaik ialah dengan menjalankan program Kang Pisman.

"Kita tahu, produksi sampah di Kota Bandung sehari cukup tinggi. Saya tak mau julukan Bandung Lautan Sampah di tahun 20015 kembali terulang. Dengan Kang Pisman kita wujudkan sebuah budaya peduli lingkungan," tuturnya.

Sebagai program 100 hari kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung yang akan memprioritaskan permasalahan sampah, program Kang Pisman akan terus disosialisasi kepada masyarakat. Pemkot akan terus mendorong agar 1586 RW di Kota Bandung memiliki bank sampah.

"Program 100 hari kerja saya dan pak wakil salah satunya akan memprioritaskan masalah sampah. Mang Oded akan terus mendorong dan meminta kepada kewilayahan untuk membuat Bank Sampah di setiap RW," kata wali kota yang akrab disapa Mang Oded ini.

Manfaat dari program Kang Pisman ialah, menyadarkan masyarakat bahwa dengan sampah anorganik (sampah kering) memiliki nilai ekonomi. Sehingga dapat ditukarkan melalui bank sampah dengan sejumlah uang.

"Dengan ini kami akan terus menularkan manfaat Kang Pisman. Masyarakat belum menydari jika mengolah sampah tak hanya sekadar membuat sehat, tetapi juga memiliki nilai eknomis. Di Antapani bahkan ada ibu-ibu yang memiliki saldo mencapai Rp1,8 juta dengan rutin menyetorkan sampah plastik atau botol ke bank sampah," imbuhnya.

Sampai saat ini, lanjut wali kota, sudah ada sekitar 300 bank sampah di Kota Bandung yang sudah berjalan selama tiga bulan ini. "Kami bakal terus mengajak kepada masyarakat. Tidak hanya anorganik, organiknya juga sudah banyak yang mengelola dengan biodigester," tambahannya.

Wali kota berharap, program Kang Pisman akan terus menjadi budaya di masyarakat Kota Bandung. Sehingga dapat mengurangi volume sampah langsung dari sumber.

"Di Kota Bandung sampah terdiri dari 30% anorganik, 40-45% organik sisanya B3 dan lain lain. Dengan Kang Pisman semua itu dapat dikontrol volumenya bahkan dikurangi dengan dipilih dan dikelola oleh masyarakat menjadi nilai ekonomis," harapnya.(yon/dpn)

Popular Posts