Setia Rusmana Seorang Guru Honorer Setiap Hari Mengajar 6 kelas SD

Setia Rusmana Guru Honorer yang berdesikasi mendapatkan penghargaan dari Pemkab Bandung
Bandung, Media Advokasi– Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional yang jatuh pada 25 November kemarin, Pemkab Bandung memberikan penghargaan kepada Setia Rusmana, S.Pd.I sebagai guru honorer berdedikasi.

Semangatnya dalam mendidik siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sukamanah Pasirjambu, dinilai dapat memberikan motivasi kepada semua guru di Kabupaten Bandung.

Setia yang sudah 14 tahun menjadi guru honorer SDN Sukamanah Pasirjambu mengaku, mengajar dan mencerdaskan siswa-siswi penerus bangsa sudah menjadi bagian dari hidupnya, walaupun tak sedikit rintangan yang harus ia hadapi.

Pengabdiannya membuat ia menerima penghargaan dari Bupati Bandung sebagai Guru Honorer Berdedikasi pada acara Pengibaran Bendera dalam rangka HUT Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri), Hari Guru Nasional, Hari Kesehatan, Hari Bhakti Pekerjaan Umum (PU) dan HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Lapangan Upakarti Soreang, Kamis (29/11/2018).

“Saat semua guru di sini pindah ditambah penghasilan yang sedikit, saya juga sempat ingin keluar. Tapi kalau saya ikut keluar, bagaimana nasib murid-murid saya. Dengan keadaan sekarang saya hanya ingin murid-murid saya pintar,” ungkap Setia usai menerima penghargaan.

Ia menambahkan, selama sebulan terakhir dirinya bersama Kepala Sekolah SDN Sukamanah harus mengajar enam kelas dan menyampaikan seluruh mata pelajaran kepada seluruh siswa-siswinya.

“Terpaksa semua mata pelajaran kami berikan kepada sekitar 50 siswa-siswi, mulai dari kelas satu sampai kelas enam. Sekarang kepala sekolah juga ngajar tiap hari. Yang terpenting murid-murid kami bisa baca, tulis dan berhitung,” imbuhnya.

Setia menceritakan, sebelumnya ada empat guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tiga guru honorer yang mengajar di SDN Sukamanah. Akan tetapi karena adanya mutasi, semua guru honorer di SD tersebut harus pindah dan tersisa dirinya dengan kepala sekolah.

“Awalnya ada emat PNS, tapi tahun 2016 kemarin kena mutasi. Sementara tiga guru honorer lainnya pindah karena gaji yang rendah, belum lagi lokasi SD di pegunungan. Kalau lihat gaji yang kami dapat, semuanya langsung habis buat ongkos,” tuturnya.

Untuk menambah biaya hidup, dirinya mengaku berkebun jagung dengan menyewa lahan orang lain. Dipilihnya jagung karena dinilai tidak memerlukan modal yang banyak.

“Saya hanya dapat 500 ribu per bulan. Kalau ditanya cukup, yah pasti engga. Untuk menutupi pengeluaran, sehabis pulang sekolah, saya langsung ke kebun. Lumayan buat nambah biaya sehari-hari,” tutur Setia.

Pada acara kali ini, Pemkab Bandung juga memberikan sejumlah penghargaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas dan penilik berprestasi tingkat Kabupaten Bandung. Sementara di bidang kesehatan, diberikan penghargaan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pratama (FKTP) kepada puskesmas dan klinik terbaik.

Sementara itu, Ketua PGRI Kabupaten Bandung Drs. H. Agus Firman Zaini, M.Si mengatakan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung agar permasalahan tersebut dapat segera diatasi.

“Ini adalah potret pendidikan di Kabupaten Bandung. Di daerah lain juga mungkin terjadi, tapi tidak terekspos. Permasalahan ini merupakan pekerjaan rumah bagi organisasi, dan Disdik sebagai leading sector-nya. Kami juga akan terus berkomunikasi dengan Disdik agar semuanya bisa segera diselesaikan,” kata Agus.

Ia mengungkapkan, sosok Setia Rusmana patut diteladani oleh semua ASN di lingkungan Pemkab Bandung.“Potret Pak Setia ini layak menjadi teladan. Bukan hanya diekspos menjadi teladan, tapi bagaimana kebijakan pemerintah dalam hal ini Disdik harus disuarakan,” imbuhnya.(yon/bb)

Popular Posts