Sekolah Negeri Satu Atap Sarah Mane, SD dan SMP Satu Pekarangan Beda Fasilitas

Salah satu ruang kelas SMP Satu Atap Sarah Mane
Pidie Jaya, Media Advokasi - Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Sarah Mane, berada dalam satu pekarangan berlokasi di Gampong Sarah Mane, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya, namun berbeda fasilitas dan sarana. Hal ini terbukti saat kunjungan wartawan media ini ke sekolah tersebut, Jumat, (5/10/2018).

Pantauan langsung ke ruang kelas SMP tersebut, terlihat ketiga lokal (kelas) sekira jam 09.15 WIB, siswa-i sedang belajar dan dibimbing oleh gurunya masing-masing. Kelas VII (kls I SMP) satu orang guru mengajar satu orang siswa, karena untuk kelas satu SMP tersebut cuma satu siswi. Dengan tekun siswi tersebut mendengar penjelasn mata pelajaran Bahasa Arab yang diajarkan gurunya.

Begitu pula untuk kelas VIII (kls I SMP)  dan IX (kls III SMP) dengan jumlah siswa/siswi masing-masing, kelas VII satu orang siswi, tujuh, kelas VIII, 7 siswa/i dan kelas IX 6 siswa/i, dengn total 14 siswa/i, tapi mereka belajar dengan tekun dan juga didampingi oleh gurunya masing-masing.

Siswa SDN Satu Atap Sarah Mane Belajar di ruang kelas dengan menyalin tulisan di papan tulis
Sedangkan untuk Sekolah Dasar (SD) yang terdiri dari enam (6) kelas, nampak amburadul. Kelas satu (I) dan kelas tiga (III) para murid sudah keluar, sedangkan kelas IV s/d kelas VI murid-murid masih belajar, tapi salah satu kelas tidak ada guru di dalam ruangan. Guru tersebut hanya meninggalkan tulisan di papan tulis untuk disalin para murid. Tampak para murid bersorak sorai di dalam meja dalam kelas karena tidak ada gurunya.

Salah satu guru yang mengajar di kelas VIII (SMP) tersebut, Nilawati, S.Pd.I yang diwawancarai media ini disela-sela mengajar, mengatakan bahwa dia sangat bersemangat dalam mengajar dikarenakan para siswa/siswinya memang patuh dan pinter.

"Mengajar disini memang saya suka dan bersemangat karena para siswa patuh dan tidak nakal. Mereka baik-baik dan sopan. Cuma ada juga beberapa siswa yang malas hadir ke sekolah. Bahkan untuk bulan September ini, banyak kali alpa," kata Nilawati sambil memperlihat buku absensi sekolah kepada Medi ini

"Semua ini tidak lepas dari perhatian orang tua simurid. Saya berharap, para orang tua agar bisa menaruh perhatian serius kepada anak-anak mereka, terutama daya kontrol kehadirannya di sekolah.

Selain itu, saya atas nama pendidik juga mengharap pemerintah memperhatikan juga tentang sarana belajar di sini, yaitu buku paket untuk siswa yang masih sangat terbatas," pungkas Nilawati penuh harap.

Kepaa Sekolah Menengah pertama (SMP) Satu Atap Sarah Mane, Sofyan, S.Pd yang ditemui di ruang kantor Dewan Guru juga merasa keluhannya terhadap kehadiran siswa/siswi yang terkesan malas. "Soal tenaga pengajar, Insya Allah sekolah kita mencukupi dalam segala bidang study, cuma muridnya yang malas hadir.

 Kadang-kadang saya sendiri yang datang ke rumah siswa yang malas ke sekolah, ingin tahu persoalan apa sebenarnya yang dialami si siswa tersebut. Saya beri nasehat dan arahan agar orang tua siswa tersebut, memperhatikan dan mengontrol (menyuruh) anaknya untuk rajin ke sekolah," ucap Sofyan.

 Adapun keluhan yang diutarakan oleh SMP tersebut menurut guru dan kepala sekolahnya adalah sekolah mereka masih kekurangan sarana dan fasilitas, seperti ruang Laboratarium, alat-alat praktek anak IPA, sarana olah raga, dan yang utama air di MCK.

"MCK kami ada, dan bagus lagi, tapi airnya yang tidak ada. Ibarat kami memiliki Kompor Gas, tapi gasnya yang tidak ada. Jadi gimana kami menggunakannya untuk memasak," ucap Sofyan.

Lain halnya dengan Sekolah Dasar (SD), mereka memiliki fasilitas dan sarana sekolah yang komplit, (lengkap). Dengan murid dari kelas satu (I) s/d kelas VI yang berjumlah 67 (enam puluh tujuh) murid yang dibimbing oleh 10 PNS (termasuk kepsek), 6 tenaga Honorer dan 14 tenaga Bhakti, dengan total jumlah tenaga pengajar 29 orang, namun disalah satu ruangan, masih ada kelas yang tidak ada guru di dalam, hanya ada salinan di papan tulis.

Dalam wawancara singkat dengan media ini disaat jam istirahat di kantor Dewan Guru SD tersebut, para guru mengatakan tidak ada keluhan apa-apa di sekolah ini. Baik kehadiran para murid maupun perhatian pemerintah terhadap sekolahnya serba mencukupi.

"Terkait sarana pendidikan dan fasilitas di sekolah ini semua serba cukup. Tidak ada yang kurang, baik buku tulis, alat olahraga dan lain sebagainya," jawab salah seorang guru yang diiyakan oleh dewan guru lain dengan anggukan kepala.

Amatan media ini, dilapangan halaman sekolah, tidak ada sarana olahraga yang memadai, seperti lapangan Bulu Tangkis yang layak tidak ada di pekarangan dan juga meja "TENNIS MEJA" tidak terlihat di teras sekolah. Entah di simpan dimana.

Sementara kepala Sekolah Dasar Negeri Satu Atap Sarah Mane, tidak hadir hari ini, dan nomor hp yang dimintai dari para dewan guru juga tidak ada. Dan anehnya lagi, dari 29 tenaga pengajar di Sarah Mane, tidak seorang gurupun yang memakai WhatsApp (WA). (Ismail Alfatah)

Popular Posts