Polres Garut Gelar Silaturahmi Bersama Kapolda Jabar Dan Paguyuban Masyarakat Garut Utara

Kapolda Jabar, Ketua Paguyuban Masyarakat  Gatra dan Kapolres Garut.
Garut, Media Advokasi - Kepolisian Resort Garut menggelar acara musyawarah dan silaturahmi dalam rangka membahas terkait insiden yang terjadi di Limbangan Pasca Hari Santri Nasional ke 3, bertempat di Mapolres Garut, Sabtu (27/10/2018) malam.

Dalam acara tersebut dihadiri oleh Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto beserta jajaran Polda Jabar dan Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna serta dipayungi oleh MUI Garut, para pimpinan Ormas dan Pondok Pesantren di Garut.

"Hasil keputusan dari musyawarah tersebut sepakat memutuskan untuk penyelesaiannya oleh warga Garut," tegas Ketua PC NU Garut KH. Rd. Amin Muhidin (Den Mimin).

”Kami para Pimpinan Ormas Islam dan Pimpinan Pondok Pesantren sepakat untuk penyelesaian insiden di Limbangan diselesaikan oleh warga Garut dan harus selesai dengan orang Garut, jadi intinya bagi warga yang di luar Garut jangan ikut-ikutan, biar Kami di sini yang menyelesaikan,” Katanya.

Oleh karena itu lanjutnya, pihaknya meminta kepada warga diluar Garut untuk dapat menahan diri, jangan terprovokasi dan memprovokasi.

”Lebih baik Kita dapat memperkokoh Ukhwah Islamiah, Ukhwah Wathoniah dan Ukhwah Basariah, Kita ambil hikmahnya” ajak Den Mimin.

Satu lagi sambungnya, ada kesepakatan yang menolak kejadian insiden ini dijadikan atau ditunggangi oleh kepentingan politik yang saat ini berjalan.

”Kami sepakat tidak mau kejadian ini menjadi komoditas kepentingan politik, jangan sekali-kali kejadian ini manfaatkan untuk kepentingan Politik”, tegas KH Amin Muhidin.

Sementara itu Ketua Paguyuban Masyarakat Garut Utara (PM Gatra) Rd. H. Holil Aksan Umar Zein menyampaikan permohonan maaf kepada kaum muslimin dimana saja atas kejadian yang terjadi di Wilayah Utara Garut tepatnya di kecamatan Limbangan.

”Baik yang membakar oknum anggota Banser maupun Pembawa Bendera sama-sama orang Garut Utara, jadi Saya menyampaikan permintaan Maaf kepada Kaum Muslim dimana saja berada”, ujarnya.

Holil mengatakan, insiden yang terjadi kemarin dari kacamata dirinya merupakan kejadian yang tidak ada unsur di sengaja (Spontanitas).

”Mereka semua adalah korban apabila di lihat dari sosok latar belakang kehidupannya baik yang membakar maupun yang membawa bendera, mereka bukan orang pintar-pintar”, jelas Holil.

Menurutnya, peristiwa Limbangan merupakan puncak pembodohan publik atas provokasi – provokasi polemik bendera HTI dengan bendera Tauhid.

”Sehingga setiap ada bendera Tauhid yang menyerupai bendera HTI dianggap bendera HTI”, ungkapnya.

Holil menghimbau kepada warga masyarakat Garut Utara agar menyikapi permasalahan ini secara dewasa tanpa ada embel-embel kepentingan komoditas politik.

”Mari Kita cermati permasalahan ini secara obyektif tanpa diseret – seret terhadap komoditas politik“, ajak Holil. (Yon/Hkg)

Popular Posts