Pemkot Bogor Matangkan Naturalisasi DAS Ciliwung

Walikota Bogor
Kota  Bogor, Media Advokasi - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus mematangkan rencana naturalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung dengan menyusun 6 langkah yang telah disepakati bersama saat rapat koordinasi di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Senin (15/10/2018).

6 langkah naturalisasi DAS Ciliwung tersebut, yaitu kampanye dan sosialisasi, penegakan hukum (mulai dari sampah rumah tangga hingga pelaku usaha), aksi bebersih, mulai dari Rabu (17/10) ini, Micro Action seperti pengolahan sampah Reduce, Reuse, Recycle (R3), Makro Action pembangunan fisik, seperti turap, saluran air, IPAL dan Monev (monitoring dan evaluasi) paling tidak sebulan dua kali.

“Saya minta agar di wilayah memetakan kondisi dan mengidentifikasi persoalan-persoalan yang ada. Jadi kita bisa menginventarisir mana yang bisa dilakukan oleh APBD, Provinsi dan APBN,” kata Wali Kota Bogor, Bima Arya.

Persoalan yang ada saat ini adalah keterbatasan lahan pembuangan sampah, akses jalan sempit, kurangnya IPAL komunal, tidak ada (Tempat Pembuangan Sampah) TPS, kurangya septic tank komunal, adanya limbah pabrik, bangunan tidak berizin, sanitasi yang langsung ke Ciliwung dan sampah misterius.

“Harapan saya langsung dikoordinasikan dengan Bappeda dan dinas terkait karena sudah ada usulan-usulan yang tadi sudah dipetakan. Mana saja yang bisa berjalan sekarang, tahun depan dan beberapa tahun lagi,” jelas Bima

Dia juga meminta agar para pelaku usaha bisa membantu melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam program naturalisasi DAS Ciliwung. Sebab, jika tertata dengan baik maka akan mendatangkan keuntungan bagi para pelaku usaha.

“Tadi juga kita mengundang beberapa pelaku usaha seperti hotel Amaroossa, hotel 1O1, KFC dan mereka mendukung penataan ini,” ujarnya.

Dalam kampanye dan sosialisasi pihaknya juga mengundang RT, RW, Karang Taruna dan yang lainnya untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang massif selama 3 bulan kedepan.

Bima menyebut, ada jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Jangka pendek semua titik akan dibersihkan, kemudian jangka menengah infrastruktur dibangun seperti, IPAL Komunal, TPS, Septic tank, bangunan yang tidak berizin dibongkar, sampah-sampah dikelola lebih terintegrasi dan jangka panjangnya bisa mengadopsi konsep penataan bantaran sungai Badung di Bali yang menjadi destinasi wisata. (yon/SZ/Hari)

Popular Posts