Sering Impor Beras, Arven Marta Direktur Eksekutif LEMI PB HMI Beri Saran MENDAG Lebih Baik Mundur Saja

Beras Bulog

Jakarta, Media Advokasi - Kebiasaan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang selalu mengandalkan barang impor untuk memenuhi kebutuhan pangan tidak hanya membuat petani meradang, tapi mengakibatkan sendi perekonomian semakin lumpuh, terutama disaat nilai tukar rupiah belum lagi stabil. Seperti halnya saat Kementerian Perdagangan merencanakan akan mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton yang menuai kecaman dari masyarakat, padahal stok beras di Badan Urusan Logistik (Bulog) masih aman.

“Rencana pemerintah mengimpor beras 500 ribu ton sangat tidak masuk akal, disaat ketersedian beras masih aman. kita sudah sama tahu dan jelas, seperti yang disampaikan oleh kepala Bulog, Budi Waseso, bahwa cadangan beras di gudang Bulog mencapai 2,4 juta ton dan di prediksi di akhir tahun mencapai 3 juta ton, ditambah oleh serapan gabah dalam negeri, kebutuhan sampai bulan Juli 2019 aman,” ujar Arven Marta, Direktur Eksekutif Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (LEMI PB HMI), Jakarta, Kamis (20/09/2018).

Arven menambahkan seandainya impor beras ini dilanjutkan oleh menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, maka ini akan melukai hati petani dan merupakan kebijakan terburuk disaat data dari Bulog yang mengatakan stok beras aman tapi masih impor, jadi untuk apa kita impor beras lagi?.

“Saya meminta kepada presiden jokowi untuk memberi teguran keras kepada Enggar ini, menteri kok doyan impor. Kalau tidak mampu, mundur saja,” tegas Arven.

Arven menilai seharusnya menteri Perdagangan berada di barisan terdepan mengkampanyekan cinta produk Indonesia, ini malah sebaliknya. “Bagaimana kedaulatan pangan kita terwujud, sementara menterinya doyan impor,” ujarnya geram.

Lebih lanjut Arven menyarankan lembaga terkait duduk bersama, supaya bisa mensinkronkan data, jangan kemendag berpatokan kepada harga pasar saja. “Harus koordinasi dong dengan lembaga terkait seperti Bulog dan kementerian Pertanian. Dan seandainya polemik ini terus terjadi,tentu yang dirugikan adalah petani,” tegasnya.

Arven menambahkan kebiasaan mengimpor barang pangan yang dilakukan oleh menteri Perdagangan membuat mata kita harus terbuka lebih lebar lagi untuk melihat jika Kementerian Perdagangan sudah tidak mampu lagi melawan kartel perdagangan. “Kalau sudah tidak mampu melawan kartel, mbok pak Enggartiasto Lukita mundur saja sebagai Menteri Perdagangan,” tutupnya.

Popular Posts